Tuesday, July 7, 2020

Profil UKM Sahabat Literasi IAI Cirebon

Komunitas Sahabat Literasi IAI Cirebon

Penulis: Masyhari, Gita Handayani, Hardianto

Sahabat Literasi IAI Cirebon (selanjutnya disingkat SLI) merupakan komunitas yang beranggotakan para mahasiswa lintas fakultas dan lintas program studi di kampus IAI Cirebon yang memiliki minat dalam bidang literasi; membaca, memahami, menulis, dan menganalisis, serta ingin menyalurkan bakat dan potensi yang dimiliki terkait dengan literasi agar berkembang secara pesat. 

Komunitas ini diharapkan bisa menjadi forum pertemuan para pembelajar di bidang literasi. Para anggota saling belajar satu sama lain, saling memberi kritik konstruktif, saran dan masukan. Komunitas ini menjadi bengkel penempaan diri dan pengujian keberanian anggotanya dalam menuangkan ide dan gagasannya dalam tulisan. Komunitas ini diharapkan menjadi pabrik literasi yang menghasilkan dan menerbitkan karya tulis yang berkualitas. Tidak hanya itu, melalui komunitas ini bakat-bakat penunjang literasi diharapkan juga bisa dikembangkan secara lebih maksimal, seperti penyuntingan (editing), tata letak (layout), desain grafis, marketing dan lain sebagainya yang terkait dengan penerbitan. 

Selain itu, para anggota komunitas ini diharapkan bisa menjadi pelopor, pioner dan penggerak literasi di kampus IAI Cirebon. Para anggota SLI diharapkan bisa menjadi pioner dan motor penggerak literasi di kalangan para mahasiswa kampus, khususnya dan umumnya di tengah-tengah masyarakat. Mereka bergerak dan menggerakkan.

Ide dan inisiatif mendirikan komunitas ini berawal dari kegelisahan atas problem besar dan mendasar yang terjadi di kalangan mahasiswa secara turun-temurun, yaitu maraknya plagiarisme di dalam karya tulis ilmiah. Tidak sedikit pula mahasiswa yang terindikasi mengerjakan tugas-tugas makalah atau artikel dalam mata kuliah dengan meminjam tangan orang lain. Hal itu tidak lain disebabkan lemahnya kualitas literasi di kalangan mahasiswa. Mereka merasa tidak mampu menghasilkan karya tulis secara mandiri. Kegiatan literasi belum menjadi tradisi di kalangan mahasiswa. Padahal, penulisan dan penelitian ilmiah merupakan bagian dari Tridharma perguruan tinggi yang tidak mungkin bisa dilepaskan dari kehidupan akademik seorang mahasiswa.

Dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, komunitas SLI memiliki sejumlah program kegiatan. Program perdananya yaitu diskusi rutin. Kegiatan yang dilakukan secara virtual melalui WhatsApp Group ini dimulai pada bulan Mei 2020 bertepatan dengan bulan Ramadan 1441 H. Diskusi dilaksanakan setiap dua hari sekali pada malam hari pukul 20:00-21:00 WIB, dengan menghadirkan narasumber dan host dari anggota komunitas SLI yang terjadwal bergiliran. Materi yang didiskusikan yaitu tulisan dengan genre dan tema bebas dari narasumber pribadi.

Pada bulan Juli 2020, SLI memiliki program kegiatan Tadarus Buku. Kegiatan yang berupa diskusi bedah buku ini dipandu oleh seorang host dan narasumber yang berasal dari anggota komunitas. Narasumber yang terjadwal mengirimkan resensi atas buku yang telah dibacanya. Judul dan genre buku bebas, sesuai dengan minat dan pilihannya; fiksi maupun nonfiksi; ilmiah, popular ataupun sastra.

Program tersebut dibuat untuk 'memaksa' para narasumber untuk membaca buku hingga paham. Sebab, membaca merupakan pintu ilmu pengetahuan. Selanjutnya, mereka 'dipaksa' menuliskan intisari apa yang dipahami dari buku yang mereka baca dengan menggunakan teknik parafrasa, yaitu mengungkapkan kembali apa yang dipahami dengan bahasa dan diksi sendiri. Tulisan-tulisan yang masuk selanjutnya dikumpulkan, diedit dan diproyeksikan untuk diterbitkan.

Selain itu, para anggota diharapkan bisa menerbitkan karya tulis secara mandiri di penerbit Indie atau bahkan bisa menembus penerbit mayor. Pada bulan-bulan berikutnya akan diagendakan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang pencapaian tujuan, visi dan misi komunitas.

Komunitas ini berdiri secara virtual pada 18 Maret 2020 ditandai dengan pembuatan WAG Sahabat Literasi STAI Cirebon (SLS) oleh Gita Handayani, mahasiswi Prodi PAI atas permintaan dan inisiatif Bapak Masyhari, Lc., M.H.I, Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam IAI Cirebon. Setelah kampus berubah bentuk menjadi institut, komunitas ini pun mengubah namanya menjadi Sahabat Literasi IAI Cirebon (SLI). 

Agar komunitas berjalan secara terstruktur dan maksimal, diperlukan adanya seorang koordinator yang bertanggung jawab mengatur dan menyukseskan program kegiatan. Maka, pada tanggal 20 April 2020 pukul 20.00, dilakukan pemilihan koordinator komunitas. Melalui voting terbuka di WAG, terpilihlah sahabat Gita Handayani sebagai koordinator pertama komunitas ini. Setelah ditetapkan koordinator, disusun kepengurusan harian yang mengelola komunitas ini. 

Logo Komunitas

Sebagai upaya meresmikan komunitas ini, para anggota merancang dan merumuskan lambang dan logo dari SLI agar selaras dengan cita-cita dan semangat komunitas SLI. Berulang kali logo dirancang melalui tangan-tangan kreatif anggotanya. Proses pembuatan logo terbilang tidak mudah, dibutuhkan ide kreatif, daya imajinasi dan citarasa seni yang tinggi. 

Pada akhirnya, tepat hari Ahad tanggal 07 Juli 2020, setelah melalui diskusi panjang dan revisi yang berulang-ulang, terciptalah sebuah logo yang disepakati bersama. Logo yang terpilih yaitu hasil kolaborasi Muhammad Hardianto (mahasiswa Prodi IAT), selaku pemilik ide dan rancangan sketsa manual dan Sanudi (mahasiswa Prodi PBA), selaku desainer versi digital. 

Bentuk dasar lambang dan logo yang menjadi tanda pengenal SLI adalah bentuk bujur sangkar yang dianyam oleh pita. Bujur sangkar berarti komunitas ini mempunyai cita-cita dan semangat yang selaras dengan tata aturan hukum, budaya, dan norma yang berlaku.

Sedangkan pita yang menganyam bujur sangkar berarti bahwa komunitas ini didirikan atas dasar kesadaran, pemikiran dan kesatuan para anggotanya.

Bujur sangkar dibentuk dari kata literasi (lam-ya-ta-ra-alif-sin-ya) ليتراسي menggunakan Arab Pegon atau tulisan Jawi (tulisan Arab berbahasa rumpun Melayu), menandakan bahwa SLI menjunjung tinggi nilai-nilai luhur karya sastra Melayu klasik yang memiliki aturan ketat untuk memunculkan estetika yang dikandungnya.

Penggunaan jenis huruf Kufi Murabba' untuk menulis kata literasi berarti SLI memiliki semangat mengasah kreatifitas anggotanya dan menghasilkan inovasi dalam berkarya. Khat Kufi merupakan jenis tulisan paling tua yang digunakan untuk menulis Mushaf al-Imam. Khat Kufi Murabba’ merupakan cabang khat Kufi, dibentuk oleh para kaligrafer kontemporer sebagai inovasi dan kreasi dari khat Kufi. 

Pemilihan warna emas sebagai warna bingkai luar berarti bahwa komunitas ini menjunjung kehormatan, kemuliaan dan pengabdian. Pemilihan warna cokelat pada bingkai bagian dalam karena tujuan komunitas ini ikut berkontribusi dalam membangun nilai-nilai kemanusiaan. 

Warna hijau yang menjadi warna pita dan tulisan literasi menyiratkan makna asas-asas keislaman, melambangkan kontinuitas, kesegaran, kealamiahan dan pembaharuan. Hijau merupakan simbol harapan, pertumbuhan, kelahiran, kemakmuran, kesuburan dan dan regenerasi melalui inovasi dan produktifitas yang berkelanjutan.

Ulasan Hasil Tantangan Menulis Bareng SLI di Hari Guru Nasional

Hasil Tantangan #NulisBarengSLI #HariGuruNasional2020 #SahabatLiterasiIAICirebon Beberapa hari yang lalu (23/11/2020) aku atas nama pribad...