Tuesday, February 28, 2017

Kepolisian Cirebon Kini

Mengaisembun.blogspot.com - Saya buat judul demikian karena memang kejadian kasusnya di Cirebon. Namun, kalau boleh saya berharap, semoga ini juga terjadi di seantero negeri ini. Sehingga, bisa diubah menjadi "Polri Kini".

Baru saja, saya keluar dari ruang pelayanan Polsek Cirebon Utara-Barat di Jalan Tuparev Sukapura Kota Cirebon dengan perasaan lega setelah sekitar 5 menit "diinterogasi" petugas polisi.

Ada apa gerangan?

Jangan kaget! Saya ke polsek atas petunjuk satpam BRI yang jaga depan mesin nomor antrian, saat saya bilang mau ke CS untuk lapor kehilangan ATM dan minta ganti. Baru nyadar kalau ATMku hilang setelah mau transfer ke bakoel buku Gus Rijal Mumazziq Z untuk buku "Atlas Walisongo" Agus Sunyoto yang sudah mendarat dengan selamat Ahad lalu di rumah Warnasari Kesambi. Karena hilang ATM itulah, transfer pun tertunda.

Kebetulan, posisi BRI Cirebon berdekatan dengan Polsek. Jadi, ke sana saya cukup jalan kaki tak sampai 5 menit. Perempatan Grage merupakan titik pertemuan antara jalan Tuparev (barat), RA Kartini (timur), Dr. Wahidin Sudiro Husodo (utara) dan Dr. Cipto Mangunkusumo (selatan). Di perempatan ini cukup rutin dengan adanya polisi yang bertugas mengatur lantas. Namun, tak seperti biasa, kantor polsek di sebelah barat tak jauh darinya tampak sedang ramai parkir kendaraan bermotor bernopol polisi, baik roda dua maupun empat.

"Pak, di polsek sedang ada acara ya?" tanyaku pada seorang polisi yang sedang bertugas di pinggir jalan.
"Ya, Pak. Sedang ada sosialisasi dari Pak Kapolres."
"Ooh. Terima kasih, Pak."
"Tapi, masih ada pelayanan kok. Bagian pelayanan masih siap sedia." sahutnya cepat.
Setelah berterima kasih, saya menuju polsek. Langsung saya langkahkan kaki masuk ke bagian pelayanan yang ruangannya berada di bagian depan kantor setelah seutas senyum dari dalam ruangan mengisyaratkan siap menerima keluhan.

"Ada yang bisa dibantu, Pak?" tanya petugas berseragam polisi, dengan cukup ramah, menghapus aroma seram dari kulit coklat tua yang hiasi wajahnya.

Saya pun serahkan KTP, dan petugas pun langsung mengetik laporan dengan mesin komputernya. Tak lama, sekitar 5 menit, surat pun tercetak. Setelah menandatangani surat tersebut, stempel polsek pun dibubuhkan petugas. Setelah ucap terima kasih, dan berjabat tangan, saya pun bersiap melangkah keluar dari ruangan. Ternyata, di meja lainnya dalam ruangan itu tampak sesosok wajah tak asing, seorang kawan, juga sedang laporkan kehilangan KK-nya. Seusai buat dibuatkan laporan oleh petugas, tampak ia berbisik, tanya berapa biayanya. Namun, sanga petugas hanya tersenyum, dan berujar bahwa tak ada biayanya.

Ini berbeda dengan pengalaman beberapa tahun lalu di Polsek Paciran. Saat hendak melaporkan kehilangan ktp, seorang perempuan paruh baya juga hendak laporkan kehilangan dokumen. Namun, tampak di tangannya, sebuah amplop kecil putih untuk petugas polsek. Sementara ibu berikan amplop itu ke petugas, saya langsung pergi setelah ambil surat laporan dan berterima kasih.
Polri kini berbenah diri. Gerakan saber pungli sudah digalakkan, dan langsung di bawah kendali Presiden RI dan Kapolri. Operasi tangkap tangan makin gencar dilakukan tanpa henti. Masyarakat harus turut sukseskan gerakan bersih-bersih ini. Jangan teruskan tradisi tips dan beri uang pelicin pada petugas pelayan publik, kecuali memang pada pelayanan yang berbiaya dengan ketentuan resmi. Jangan sampai, program bersih-bersih ini terkotori oleh ulah masyarakat sendiri yang enggan move on dari kejahiliaan. Namanya pungli dan suap, sekecil apapun harus dibasmi. Karena itu tidak resmi dan bikin hancur negeri. Seribu rupiah pungli, bila dikalilipatkan bisa besar dan berjeti-jeti. Begitu kata kapolres tempo hari di Kesambi saat ngopi bareng polisi.

Semoga, pelayanan pembuatan SIM di Kapolres Cirebon Kabupaten juga sesuai dengan ketentuan, dan bebas pungli. Supaya tenang masyarakat, senang pun tiada henti, dan keamanan pun mudah terkendali. Tak jadi kota tilang lagi. Karena Cirebon kota Wali, di bawah berkah Sunan Gunung Jati.[masyharie]
Sofa Tunggu BRI Cirebon, 28 Pebruari 2017_14:25

Tuesday, February 21, 2017

Peluang Beasiswa Doktoral By Research di Brunei

Peluang beasiswa Doktoral
Sumber: fb Prof. Mulyadhi Kartanegara

Salam untuk teman-teman yang budiman.

Anda bingung untuk meneruskan studi anda setelah mendapatkan gelar master?

Anda ingin meneruskan studi PhD di universitas yang bagus dan dibimbing oleh professor terkemuka dalam Islamic studies dan tanpa harus bayar kuliah, bahkan kalau beruntung dan kompetitif juga nendaparkan bea siswa?

Inilah peluang emas, anda bisa melamar untuk program PhD by research (tanpa harus mengambil kuliah) di SULTAN OMAR ALI SAIFUDDIEN CENTRE FOR ISLAMIC STUDIES ( SUASCIS), Universiti Brunei Darussalam (UBD). Direktur SOASCIS adalah Professor Datuk Osman Bakar. staff: Prof Mulyadhi Kartanegara (bidang filsafat, tasawuf dan Islamic Sciences) dari Indonesia), Prof Jabal Buaben (pakar Sirah Nabi dan Interfaith Dialogue dari Birmingham university), Prof Shaykh Abdul Mabud of Cambridge University, ahli fusika dan filsafat Iskam) Gibrail Fouad Haddad (Libanon-Amerika, pakar Hadits dan Tafsir), dan juga Dr Pg Norhazlin (wakil direktur dan pakar oendifikan Islam) dan Dr Muhammad Azmi, dari Brunei pakar Pemikiran Islam Kontemporer).?

Persyaratan: Toefl mininal 550 dan proposal Disertasi dalam bahasa Inggris. Yang berminat bisa huhungi saya lewat in box atau email saya mulyadhikartanegara@yahoo.com

Friday, February 17, 2017

Menulis Secara Sederhana

Sederhana. Itulah kesan saya ketika membaca satu persatu tulisan santri-santri MT Enha Warnasari. Meskipun, terkadang saya mendapati sebagian dari mereka menuliskan sesuatu yang tak terbayangkan dan tak terpikirkan oleh saya. Amazing.

Setiap kali hendak meminta mereka menulis di rumah, saya bilang, "Tulislah apa yang ingin kalian tulis. Tulis apa yang kalian rasakan, pikirkan, inginkan, harapkan, impikan dan lakukan, secara bebas. Dan, jangan takut salah!" "Kalian tulis, minimal setengah halaman buku tulis, sehalaman, atau lebih, boleh." Kata saya. Dan, seusai baca, saya terakan kata "baik sekali" atau "A", sebagai bentuk apresiasi atas tulisan mereka. 

Dari sekian banyak anak (15 anak), ternyata 100% bisa nulis. Yang saya maksud bisa menulis adalah bisa dan berani mengungkapkan dan ekspresikan ide dan pikiran ke dalam tulisan. Sebelumnya, mereka mengaku bahwa tradisi menulis bebas ini belum terbiasa mereka lakukan selama ini. Perlu diketahui, bahwa santri-santri yang saya maksud paling kecil anak kelas 3 SD, dan paling besar anak kelas 7 SMP.
Ada di antara mereka yang menulis tanpa titik koma, tanpa paragraf, tanpa perhatikan ejaan. Saya biarkan, awalnya. Saya bilang "bagus. Luar biasa hebat." Selanjutnya, saya arahkan, bimbing dan koreksi, tak lupa beri motivasi. 

Rata-rata, mereka sudah bisa membuat kalimat sempurna, bisa dipahami secara utuh mana Subyek, Prediket, Objek dan Keterangannya. Diksi yang mereka pakai pun variatif.

Kegiatan tulis-menulis bagi anak ini saya tradisikan, karena saya percaya bahwa menulis itu sangat bermanfaat, baik bagi anak itu sendiri, orang tua, guru, maupun lingkungannya.

Dengan menulis, (1) anak bisa ungkapkan rasa dan ide yang selama ini terendap entah kemana. Puas lah yang dirasa, plong. Gundah pun hilang, karena sudah dilampiaskan di dalam tulisan. 

Melalui tulisan anak, (2) ortu atau guru bisa mengetahu sifat, karakter, bakat, kecenderungan anak, dan bakat anak. Karena anak cenderung jujur, menuliskan apa yang ada dalam kepalanya apa adanya, tanpa dibuat-buat. Sehingga, "tugas" menulis bisa jadi instrumen atau media untuk mengenali anak didiknya.

Ruang Tunggu ODC RSUD Gunung Jati Kota Cirebon, 17/02/2017_10.00

Kranji Berkisah

Fajar dari ufuk barat belumlah menyingsing. Sahut menyahut kokok ayam jago di lorong-lorong gelap belakang rumah. Dan, daun-daun hijau pun dahan ranting masih basah dengan embun malam. Gema suara adzan terdengar parau dari corong menara Baiturrahman. Jarum besar jam di dinding menunjuk arah angka 3. Dinding masjid, dinding rumahmu, rumah para janda, hingga rumah para jomblo pun sama. Kumandang adzan awal, jelang fajar. Allahu akbar Allahu akbar.

Ada yang terbangun terkaget oleh suara parau khas itu, lantas ke kamar mandi, pipis lalu melanjutkan mimpi kembali. Ada yang sadar, gelar sajadah munajat pada Ilahi Rabbi.

Tepat di depannya, lebih tepatnya jalanan di utara dan timurnya, tampak sudah mulai hilir menuju satu titik. Dari arah selatan, cukup jauh dari sana, berkilo-kilo meteran, para pedagang mulai berdatangan, dari pejalan kaki hingga motoran. Dari Sidodadi, dusun terjauhnya, hingga dari Payaman, tetangga kecamatan Paciran. Dari arah barat, Tunggul, Paciran, hingga Tuban. Dari arah timur, pun sudah mulai ramai dengan mobil bak dan truk balok es penyegar ikan, saat mentari masih di peraduan. Kranji pagi sudah cukup ramai dengan perdagangan.

##
Desa Kranji terbentang di tepi pantai utara laut Jawa. Sebelah selatan berbatasan dengan desa Payaman, Solokuro. Sebelah baratnya, sebuah kali melintang menuju laut utara, mengiris desa Kranji dengan desa,Tunggul, Paciran. Sebelah timur, dusun Banjaranyar, desa Banjarwati dan desa Drajat, terpisah sebuah sungai terkenal dengan kali suwuk. Kali yang penuh dengan mitos dan misteri, menyimpan rahasia tak terpercahkan, layaknya hati wanita yang diam redam.

Kranji terdiri dari tiga wilayah dusun. Ialah dusun Kranji, selayaknya sebuah "ibu kota" bagi desa nelayan ini. Kantor pemerintahan Kranji ada di dusun ini, dan desa dg dusun Kranji layaknya dua nama satu entitas, menyatu dalam satu tubuh, wihdatul wujud wasy syuhud. Berikutnya, dusun Tepanas. Terletak sebelah tenggara (selatan-timur) dusun Kranji. Dusun ini lebih terkenal di lidah dan telinga masyarakat sekitar dg nama Njetis. Kamu pernah dengar nama Brumbun atau Brumbung? Tempat wisata pemandian air hangat yang masih perawan di dekat hutan Jati Mertai itu masuk dalam wilayah dusun Tepanas, desa Kranji. Cukup jauh memang dari desanya. Dan ketiga, dusun Sidodadi. Dusun yang berada di arah selatan cukup jauh ini lebih dikenal dengan nama Setalok. Dusun ini cukup dekat dengan desa Payaman, Solokuro, hanya dibatasi sebuah hutan Jati. Akses jalan dari dan ke Kranji, kini sudah bagus, mulai dari aspal, cor, hingga paving block, sebagai tuntutan kebutuhan trasportasi zaman modern.

Berdasarkan data sensus penduduk yang terekam oleh arsip desa tahun 2015, desa Kranji didiami oleh 6.351 orang penduduk, laki-laki dan perempuan; pria sebanyak 3.105, dan wanita sebanyak 3.246, selisihnya 141 orang. Perbandingan yang cukup, biasa. Tentu ini yang resmi, pemilik KTP Kranji. Belum termasuk pendatang yang mengadu nasib di desa pesisir ini, sebagai nelayan, pedagang, buruh pabrik, pelayan warung kopi, dsb. Belum lagi santri² yang mendiami dua pesantren di desa ini. Sebanyak sekitar 1.812 rumah tangga mendiami desa dengan luas pemukiman 40,407 ha, dari luas wilayah secara keseluruhan desa 484,107 ha.

Pendidikan di desa Kranji bisa dibilang maju. Di sini, terdapat sebuah lembaga pendidikan Islam berdiri sejak satu abad lebih, yaitu Tarbiyatut Tholabah. Pondok Pesantren yang namanya kerap disingkat Tabah ini merupakan lembaga pendidikan swasta pertama yang berdiri di desa Kranji, tepatnya pada tahun 1897 M. Di pesantren ini, dikelola pendidikan formal, dari TK, TPQ hingga Perguruan Tinggi. Selain itu, di sebelah timur laut desa, ada sebuah sekolah negeri, SDN 1 berdiri. Sementara SDN 2 ada di dusun Tepanas. Sebelah barat Pesantren yang dikenal dengan singkatan Tabah Kranji ini, belum lama ini berdiri sebuah pesantren bernama Pesantren At-Taqwa Muhammadiyah. Sebelumnya, sudah berdiri dan berjalan lama sebuah sekolah perguruan Muhammadiyah yang terletak di pojok barat daya masjid desa Baiturrahman. Sekolah di bawah Muhammadiyah ini mengelola pendidikan formal dari TK hingga SMK. [masyharie]

Cirebon, Januari 2017

Renung Pagi

Tadabbur Pagi

Duduk-duduk
santai saja
menikmati pagi yang tak lagi pagi
mentari masih bersembunyi
di balik pekatnya awat selimuti
jagat bumi pertiwi
mentadabburi citpa karya ilahi
maha suci Allah
o, alangkah indahnya
rintik gemirik air
o, betapa badi'nya
gerimis hujan
satu bukan demi satu
beriringan tetes demi tetes menyiram bumi
menyegar alam raya
memadu-kasih dalam dawai cita
cipta yang tanpa tara
karya tiada bandingnya
o, bening nian
air langit menawan
antara embun dan hujan
aku terpana
keelokan ciptaan-Nya

Thursday, February 16, 2017

(Men)tradisi(kan) Tulis-Menulis Sejak Dini

Salah satu program ekstra di kelas pasca TPQ Majelis Taklim Enha Warnasari Kesambi adalah latihan menulis. Di kelas yang didominasi peserta yang di sekolah formal kelas 3 SD sampai dengan kelas 7 SMP in sya Allah akan selalu digendakan praktik menulis bebas atau dengan tema tertentu, baik di kelas sekitar 5-10 menit, ataupun melalui PR, minimal satu tulisan setiap pekan. Tugas ini sebagai bentuk latihan agar anak/ santri terbiasa menulis, berani ungkapkan isi hati dan pikirannya, tanpa merasa takut atau malu².

Selanjutnya, di hari berikutnya anak² diminta membacakan hasil tulisannya ke depan kelas. Dan alhamdulillah, di awal bulan kedua semua anak santri MT Nurul Huda sudah maju satu persatu, dan semua santri yang berjumlah 15 anak sudah berani maju, meski awalnya dimulai dengan agak "memaksakan" diri mereka.

Mereka paling tidak sudah bisa menaklukkan dirinya dengan berani tampil di depan. Padahal di hari pertama (Januari 2017), cukup sulit dan berat ketika diminta maju. Saat itu, tulisan pertama yaitu tentang menjawab pertanyaan "mengapa saya enggan maju? Bagaimana caranya untuk mengatasinya?"

Hari berikutnya, tulisannya dibaca guru, malu². Tp hari ini (Februari 2017), mereka sudah berani baca tulisan karya mereka tentang: "Aku ingin menjadi apa? Dan bgmn untuk mewujudkannya?"

Untuk berikutnya, besok PR tulisannya yaitu: "Apa kesukaanku?" Mengapa dan bagaimana?"

Sengaja tema yang ditugaskan adalah yang sederhana dan mudah bagi anak untuk mengungkapkan. Yang terpenting anak percaya diri dan mau untuk menuliskan. Adapun hasilnya, nomor sekian.
Kemudian, yang penting anak berani maju. Adapun kualitas hasilnya, sambil jalan, proses latihan yang terus-menerus dan istiqamah. Sebab, saya meyakini bahwa tulis-menulis itu bukan bakat, tapi jam terbang. Semakin sering menulis (dan diperkaya dengan membaca), semakin bagus pula kualitas tulisan.

Saya berharap dengan latihan menulis setiap hari, anak² kan terbiasa menulis dan berani ungkapkan sesuatu dr hati dan pikiran secara tulisan dan lisan. Menulis berati melatih keberanian diri untuk ungkapkan ide dan gagasan. Hasilnya, ternyata luar biasa, di luar dugaan.

Selain ditampilkan di depan, dari sekian banyak tulisan yang mereka goreskan di buku tulis mereka, saya minta dari mereka untuk memilih salah satu untuk ditulis kembali di kertas, untuk kemudian ditampilkan di Majalah Dinding yang ada di Masjid, bergantian, perpekan dengan tujuan memotivasi mereka dan sekaligus update mading masjid yang sekian lama dibiarkan usang.

Menulis berarti menyusun puzle² pikiran ke dalam rangkaian kata. Dan anak² sudah mulai bisa.
Saya sengaja memasukkan materi "menulis" ini di Pasca. Padahal ini bukan materi wajib arahan dari Qiraati. Tujuannya yaitu untuk melatih anak² menulis, berliterasi sejak dini. Karena berdasarkan pengalaman, saya sering mendapati banyak MAHASISWA yg tidak bisa menulis dengan baik. Syukur² lulus dari MT bisa nulis buku. Minimal buku resep masakan. Salam literasi. [masyharie].

Cirebon, Januari 2017

Kesiapan Guru

Guru merupakan sebuah "profesi" yang mulia. Di tangannyalah, masa depan bangsa, bahkan dunia dan akhirat dititipkan. Menjadi seorang guru, menurut Paul Suparno, harus melalui panggilan jiwa, bahwa ia merupakan hal yang menjadi kegemaran dan cita-cita, bahwa ia merasa bertanggung jawab untuk kemajuan bangsa, dengan mencerdaskan generasinya.

Sebagai bentuk konsekuensi dalam setiap profesi, agar bisa menjalankan amanat dan tugasnya secara maksimal dan profesional, seorang guru, dituntut untuk memiliki kesiapan-kesiapan. Di antara kesiapan tersebut yaitu:

Pertama, kuasai diri. Ketika,

Kedua, kuasai kelas (peserta didik). Ilmu psikologi. Kecerdasan interpersonal dan kecerdasan sosial.

Ketiga, kuasai bahan atau materi yang disampaikan.

Keempat, kuasai metode atau teknik strategi dalam pembelajaran.

Kelima, kuasai media dan administrasi. Menyiapkan media dan administrasi pembelajaran. Serta teknis penggunaan media tersebut dlm menunjang pembelajaran.

Dan, perlu dipahami bahwa guru bukan selayaknya mesin, jalankan aktifitas pengajaran sebatas rutinitas, tanpa tarjet, visi-misi,  dan tidak peduli dengan perkembangan dan kualitas peserta didiknya. Jangan sampai seorang guru tidak tahu, maju atau mundur santrinya. Guru harus berpikir secara progressif, bagaimana agar ada kemajuan, lebih baik dan lebih baik lagi.

Untuk memaksimalkan pelaksanaan kesiapan tersebut, seorang guru bisa menggunakan satu jurus yang dalam manajemen teknis dikenal dengan POAC, yaitu Planning (perencanaan), Organizing (mengatur strategi),  Actuating (aksi dan eksekusi) dan Controling (pengawasan).

Guru harus punya planing (perencanaan) jangka panjang, menengah dan pendek. Punya langkah strategi jitu untuk memuluskan, melancarkan dan menyukseskan rencananya dan tujuannya itu.

Selanjutnya, ia amati dan mendata apa yang telah dilakukan. Seorang guru bisa meminta kepada atasannya (wali kelas, waka kurikulum dan kepala sekolah) untuk mengawasi dan mengamati proses dan kesiapannya dalam mengajar.

Dan, terakhir adalah evaluasi. Untuk lebih baik lagi, ada evaluasi harian, pekanan, bulanan, semesteran, tahunan, dan seterusnya. [masyharie]

Cirebon, 10/02/2017

Peran Penting Guru

Oleh Masyhari

Guru merupakan profesi yang amat mulia. Keberadaannya mutlak harus ada dalam suatu ruang dan masa, dalam setiap agama dan bangsa. Guru adalah pembimbing dan teladan. Ia wakil Tuhan. Tanpanya kita miskin ilmu dan budi. Jalan tak tentu arah, mudah diperdaya setan. Tak ubahnya hewan tanpa tujuan, tak kenal Tuhan.

Jasanya sungguh luar biasa besarnya. Berkat guru, kita bisa apa-apa. Dari guru kita belajar budi pekerti dan kebijaksanaan. Guru adalah teladan, dalam pola pikir, kata dan perbuatan.

Dari guru, kita belajar mendengar, belajar bersabar, apresiasi suara-suara dari luar. Maksimalkan fungsi kedua telinga, indera pendengaran, serap eneka info, kanan kiri. Ia bisa menjadi pengimbang, filter agar seimbang, kita tak bimbang.

Dari guru kita belajar berbicara, tampil berani sampaikan suara, kata hati dan ide pikiran yang terkunci. Kita belajar percaya diri. Bahwa kita bisa, dengan menguasai dan taklukkan diri sendiri.

Dari guru, kita bisa baca. Betah berlama-lama bercengkrama dengan deretan abjad, kata menyelami samudera makna, belantara informasi, dari fakta, opini, mitos, hingga hoax. Guru jadi pemandu, sharing dan bantu saring, mana asli mana palsu.

Dari guru kita bisa menulis, pun bisa melukis. Menulis, melukiskan suara abstrak dalam hati dan pikiran, dalam goresan pena atau ujung jempol kita.

Kesambi, 08/02/2017_ 11.55

Khatib Dadakan

Sedang asyik²nya ngantor di TK enha, datang sekretaris DKM Enha, sementara jarum besar jam di dinding menunjuk tepat di angka 10.

"Pak, bisa jadi khatib jumat hari ini? Khatib terjadwalnya pak ustadz AKBP RG  berhalangan hadir. Beliau sudah menunjuk temannya, tapi temannya sedang ada musibah. Ayahnya meninggal, jadi tak bisa gantikan. Mohon bapak menggantikan ya!"
.
"Waduh, gimana ya?!" jawab saya ragu, sementara kedua mata sya ini berat dibuka berlama-lama, kantuk menerpa.
"Tapi kalau gak maksimal, dkm yg tanggung jawab ya?!" lanjut saya.
"Soalnya, saya khan belum persiapan. Lagi pula tak sempat buat teks." alasan saya. (padahal sih, biasanya jg jarang pakai teks).
"Siap. Gak apa². Terima kasih, Pak."
.
Jarak waktu satu setengah jam pun dipakai "persiapan", mikir² dan pertimbangkan materi apa yg hendak disampaikan, sembari potong kuku dan kumis, makan, buang hajat, mandi, ganti baju, berjalan melangkah menuju masjid dan menunggu waktu.

Akhirnya, setelah baca² sedikit referensi, terpilihlah tema yang kekinian dan urgen:
"Bahaya HOAK (berita bohong) dan Sikap Kita Terhadapnya."

Dalam kesempatan tadi, saya bacakan cuplikan kisah dari sejarah Nabi saw, yaitu Hadits Al-Ifk yang diriwayatkan dari Sayyidah Aisyah ra oleh Syaikhani, Al Bukhari dan Muslim.

Badai hoak yang dahsyat menerpa keluarga Nabi saw seusai Perang Bani Musthaliq, sebulan penuh. Badai hoak tersebut ditiupkan oleh Abdullah bin Ubay bin Salul, pentolan munafik. Istri beliau dituduh telah berbuat hal hina, bermain asmara dengan Shafwan bin Mu'aththal, petugas bersih² barang² sisa peperangan.

Muhammad saw yang seorang Nabi dan Rasul pun dibuat galau dan bimbang, antara percaya tak percaya. Tapi, tawaqquf, "diam" adalah sikap Nabi. Sembari tawaqquf, Nabi saw meminta pertimbangan kepada para sahabat, dan mengirimkan telik sandi dan pasukan untuk kroscek, dan memastikan agar berita buruk itu tak menyebar semakin luas.

Hingga akhirnya, turunlah wahyu QS An Nur mengklarifikasinya sejelas-jelasnya. Lapanglah hati Sang Nabi saw, dan Sayyidah Aisyah ra pun terbebas dari tuduhan (ifk) keji itu.

Sikap kita terhadap badai hoak adalah:
1. Tidak langsung percaya begitu saja,
2. Klarifikasi, cek dan ricek, ke referensi primer, dan lain sebagainya.
3. Tidak menyebarkan berita yg belum jelas kebenarannya. Apalagi bila sumber berita dipertanyakan independensinya, dan berita berunsur politik yang mudah digoreng, pun ternyata timbulkan kekacauan.
4. Tradisikan bersilaturrahim, berdiskusi, dan saling bertukar pendapat, sharing. Agar tiada kesalingcurigaan.
Wallahu a'lam.

Sambil sedikit merem, menahan kantuk, saya berindak selaku khatib menjelaskan. Untungnya, tadi tak jadi pendengar, bisa terlelap tuh.
Begilah kura-kura. [masyharie]

Cirebon, 10/02/2017

Wednesday, February 15, 2017

Novel Yang Recomended

Kesan Pembaca Novel STBS "Senja Terbelah di Bumi Surabaya"

"Saya sudah tuntas baca novel ini. Rekomended banget nie. Saya suka cara penulis mendeskripsikan kejadian-kejadian, lokasi, dan karakter tokohnya. Detail.

Ada satu part yang menurut saya penulis sangat kreatif menuliskan adegan di 2 tempat yang berbeda, tapi diceritakan berganti-ganti. Uniknya adegannya seperti sambung menyambung. Duh, gimana ya jelasinnya. Apik pokoknya.

Dari novel ini saya memahami perbandingan antara nilai sebuah kekayaan dengan keluarga. Semacam diingatkan bahwa keluarga adalah harta yang sangat berharga."

Oleh Seno Ners

Minat? Hubungi fb saya Masyhari atau WA 0896 5280 1331 untuk dapatkan harga khusus..

Kiyai Syafi' Ali

Mengaisembun.blogspot.com - Kyai Haji Achmad Syafi' Ali
Guru Multidisipliner nan Kreatif
Inspirasi dan teladan bagi yang muda dalam berkarya

Oleh Masyhari

Beliau adalah KH. Achmad Syaf'i bin Ali bin Thayyib Umar. Pak Syafi', begitu kami sapa beliau waktu masih sekolah di Madrasah Tarbiyatut Thalabah Kranji Paciran Lamongan.

Achmad Syafi' lahir di Lamongan, tepatnya di desa Kranji pada tanggal 3 Juli 1945 dari pasutri KH. M. Ali Thoyyib dan Ny. Hj. Syarifah Adelan. Menempuh pendidikan dasar dan menengah di Pesantren Mambaul Maarif Denanyar Jombang.

Mulai mengajar di lingkungan pondok pesantren Tarbiyatut Tholabah sejak tahun 1962, salah satu pesantren tertua di Lamongan Jawa Timur. Di pesantren ini awalnya beliau mengajar MI dan MTs saja. Beliau pernah menjadi kepala MI th 1995 hingga th 2005.

Kiyai Syafi bisa terbilang seorang ahli yang multidisipliner, terutama bidang keagamaan. Selain mengajar dan ahli di bidang Nahwu-Sharaf, beliau juga ahli qiraat-tartil Al Quran. Penulis sendiri pernah diajar beliau pelajaran bahasa Jawa di MI dan MTs.

Meskipun usia sudah senja (70), menurut penuturan salah satu putranya, Sholahuddin, Kyai Syafi' lah yang melakukan proses pengetikan teks Arab dan terjemah alfiah ini sendiri. "Abah saya pandu pelan² dalam mengetik, mengedit dan melay-out sendiri. Saya cuma menghandle desain covernya saja. Percetakan tinggal terima file pdf jadi. Sebab percetakan gak bakalan mumpuni. Yang ada jadi berantakan. Ini yang membuat proses pengetikan memakan waktu yang cukup lama." Lanjut Sholahuddin.

Menurut penuturan Kiyai Syafi sendiri kepada penulis, saat ditemui kemarin (15/11) di Ndalemnya, proses penerjemahan yang disertai syarah Ibnu Aqil ini sebenarnya sudah lama ditulis beliau, namun masih berupa tulisan menggunakan mesin ketik manual. Beliau menulisnya sejak mulai mengajar di Madrasah Aliyah dan prosesnya kurang dari setahun. Karya ini sudah mulai dicetak tahun 1992, dalam bentuk ketikan manual yang terbagi 4 jilid. Buku ini biasanya jadi pegangan beliau dalam mengajar di Madrasah Aliyah.

Selain terjemah alfiyah, ada sejumlah karya beliau yang lain berupa buku² diktat untuk Madrasah Ibtidaiyyah seperti Nahwu, sharaf, Tajwid, dsb. Semua ini termotivasi oleh kecintaan beliau pada ilmu dan anak didik.

Armada Sakti (Kranji-Sby), 16/11/2015

Perasaan Perempuan

Selepas salat Asar, datang seorang tamu, sebut saja Tio ke rumah, curhat. Tampaknya, ada sesuatu besar di dalam kepalanya.

"Bapak, ada waktu?" tanyanya.
"Iya, pak. Ada apa?"
"Ada yang mau saya konsultasikan." katanya.
"Ya. Mangga pak. Dengan senang hati."

Tio pun bercerita panjang lebar.

"Begini, Pak. Saya dicurhati oleh seorang ibu rumah tangga, kenalan saya, sebut saja Ibu Seroja. Dia minta dicarikan solusi atas problem yang dihadapinya." Ujar Tio membuka ceritanya.

"Sewaktu SMA, Seroja ini suka dengan kawan sekelasnya, sebut saja Boy. Dia pun menjalin hubungan dengan Boy. Mereka pun berpacaran. Ketika itu dia berjanji untuk tidak khianati "cinta"nya.

Tapi, beberapa waktu berjalan, si Boy ternyata menjalin hubungan "cinta" dengan kawan wanitanya yang lain, sebut saja Melati. Mereka pun berpacaran, khianati Seroja. Seroja tahu, dia marah kepada Boy, karena telah dikhianati. Dia minta putus.

Tapi tak lama, hubungan antara Boy dengan Melati juga putus. Pada akhirnya, dia kembali datang ke Seroja, meminta maaf atas "pengkhianatannya", berjanji tak ulangi lagi. Dia pun jalin kembali hubungannya dengan Seroja yang telah terputus.

Jalinan "kasih" tersebut berjalan, hingga keduanya, Seroja dan Boy menikah, dan kini mereka telah dikaruniai dua anak. Beberapa tahun berjalan, ternyata biduk rumah tangga mereka diterpa badai samudera yang dahsyat. Ternyata Boy ketahuan punya WIL, wanita idaman lain. Tak tanggung-tanggung, Boy  menikah lagi tanpa persetujuan istrinya dengan wanita yang merupakan teman kantor tempatnya bekerja, sebut saja Kenanga. Boy berpoligami, berdalih bahwa poligami adalah hak suami, boleh-boleh saja, tanpa harus ada izin atau persetujuan istri, bahkan poligami itu sunnah Rasul, katanya.

Dari hasil pernikahannya dengan Kenanga, Boy punya anak. Si anak yang boleh Anda sebut Jeremi ini sudah berusia sekitar empat bulan. Ia dan ibunya, Kenanga tinggal di rumah kontrakan yang dibayari oleh Boy. Sementara Seroja, istri pertama tinggal di RMI, "rumah mertua Indah", bersama ibu suaminya.

Seroja sakit hati, sejak ia "diracun" (baca: dipoligami) oleh suaminya. Ia merasa telah dikhianati Boy, untuk yang kedua kalinya. "Janji" sewaktu pacaran diingkari, pun janji setia di pernikahan. Seroja minta diceraikan, namun Boy tidak mengabulkan.

Seroja meradang, dan semakin geram saat Boy, suaminya berencana memasukkan nama Jeremi, anaknya dari Kenanga ke dalam KK, kartu keluarga Boy-Seroja. Seroja makin tidak tahan. Pöligami baginya bukan dimadu, tapi diracun.

Seroja pernah mengadu kepada ibu mertuanya, agar mau menasehati Boy. Tapi ternyata Si Ibu mertua tidak berada di pihak anaknya, Boy. Akhirnya, curhat pun ke Tio, temannya, juga teman si Boy.

Tio berusaha menasehati Boy, kawannya, namun Boy enggan menerima. "Kamu jangan mencampuri urusan rumah tangga saya!" ancam Boy.

Mendengar itu, ia tak bisa berbuat apa. Ia pun datang menemui si Ibu Boy, berharap ada solusi darinya.

Apa yang terjadi selanjutnya?
Ternyata Ibu Boy 11-12 dengan anaknya. Ia malah membela anaknya. Toh, poligami itu boleh saja. "Tio tak perlu ikut campur urusan rumah tangga kami!"

Diketahui belakangan riwayat Ibu Boy. Ternyata si Ibu ini merupakan pelaku poligami juga. Setelah suaminya meninggal, ia yang sudah beranak tiga, diperistri oleh orang yang sudah beristri, jadi istri kedua.

Karena usaha Tio tidak berhasil, Seroja ingin melaporkan suaminya ke pihak kepolisian. Namun, oleh Tio Seroja diminta sabar dulu, semoga ada solusi lainnya. Karena itulah, Tio datang ke kantor saya, berharap ada solusi.

Menutup ceritanya, Tio berkata, "Pernah, di suatu majelis, seorang ustadz bilang:
"Rumah tangga itu bervariasi. Semua ada contoh "salaf"nya. 1. Ada suami shalih, istri tidak shalih.
2. Ada istri shalih, suami tidak shalih.
3. Ada yang tidak shalih keduanya.
4. Ada yang shalih keduanya."

"Model pertama adalah Nabi Nuh dan Luth. Model kedua adalah istri Fir'aun. Model ketiga adalah Abu Lahab dan istrinya. Model keempat adalah Nabi Ibrahim." terang si ustadz.

"Ibu² pengen model yang ke berapa?" tanya si ustadz.
"Yang keempat!" jawab para ibu seremoak.
"tapi, ibu² tahu kalau Nabi Ibrahim itu berpoligami?!"
Majelis pun terdiam. Tak satu pun ibu yang berkata. Mungkin agak nyesal atas jawaban mereka. [harie]

Friday, February 3, 2017

أغاما أداله نصيحة

الدين النصيحة
أغاما نيكو دادي نصيحة
 Agama adalah nasehat


أن تفكر قبل أن تقول
Berpikir sebelum bertindak, gunakan otak.
فإن الكلام كالأسد.
 Mulutmu harimaumu
يفترس كل شيء ولا يشعر المتكلم فيندم...
 Ia bisa menerkam apa saja, sementara sang induk, yang bicara tak rasa. Lantas sesal kemudian.
فحسبنا الله ونعم الوكيل..
 Cukup bagi kami, Allah. Hanya kepada-Nya kecukupan, dan Dia lah yang Maha mewakili dan sebaik² yang bisa dipasrahi.
فصبر جميل..
Bersabarlah, dengan seindah² kesabaran
والله المستعان على ما يصفون..
 Hanya Allah lah yang pantas dimintai pertolongan atas apa yang mereka dan kita duga dan sangkakan.
ادع إلى سبيل ربك بالحكمة والموعظة الحسنة وجادلهم بالتي هي أحسن..
 Serukanlah menuju Jalan Tuhanmu dengan penuh hikmah, kebijaksanaan. Berdiskusi, dan bila berdebat, maka berdebatlah dengan cara yang paling baik dan jaga kesantunan..
بشروا ولا تنفروا ويسروا ولا تعسروا...
 Berilah kabar baik dan gembira. Jangan tebar rasa takut, sehingga mereka lari..
Permudahlah. Jangan kau persulit..
 الدعوة بالصبر لا بالغضب.
Dakwah itu dengan kesabaran, bukan dengan kemarahan
. بالتبسم لا بالضرب.
Dakwah itu dengan senyuman, bukan dengan pukulan
إن الأمة تحتاج إلى نصيحتك وقدوتك
Umat manusia membutuhkan nasehat kebijaksaanmu dan suriteladan
... فلتنظر نفس ما قدمت لغد.. واتقوا الله... وعلى الله فليتوكل المتوكلون...
 Renungkanlah, dan hendaknya setiap jiwa merenungkan apa yang telah terjadi, sebagai pengalaman, menuju masa depan yg lebih baik dan cerah. Dan mari bersama kita bertaqwa kepada Allah, kembali dan berpasrah diri kepada-Nya

جمعيتنا

جمعيتنا


فعندنا هذه الجمعية النهضوية جمعية نهضة العلماء تربط وتجمع كلماتنا والآراء المختلفة...
 
فهذه الجمعية منذ أن أسست في 1926 م حتى الآن استقامت ودامت ومازالت ولم تزل مستقيمة للحماية والدفاع والذود عن هذا البلد الحبيب من كل الأعداء والأمراض التي تهاجم وتحاول للإرهاب والتخويف لهذا الوطن الحبيب الأرخبيل إندونيسيا...
فكلمتنا سواء بيننا وبينكم أعني كلمة وحدة إندونيسيا...
فالعلماء في هذه الجمعية الحبيبة قد اتفقوا بل وأجمعوا على القول بأن  أساس هذه الدولة لا تخالف مقاصد الشريعة لهذا الدين الحنيف.. فلنتجنب عن الفكرة التي توسوس في صدور الشعب والأمة بالمعارضة والمخالفة ضد الحكومة.. فالمفاسد في ذلك أكبر من مصالحها.. ويسألونك عن الثورة؟ قل فيها إثم كبير ومنافع للناس. وإثمها أكبر من نفعها..
 
فلننظر إلى ما حدث ولم يزل حتى هذه اللحظة إلى الدول في الشرق الأوسط.. أرض الشام الغالية والغنية بعلمائها قد فسدت وانهارت في نار جهنم الدنيا.. ولننظر إلى اليمن أرض الحبائب.. وانظر إلى مصر أرض الأنبياء والمرسلين فيها عاش وترعرع ونبت فيها العلماء..
لم تبقى من هذه الدول إلا فسادا الأسيرين واللاجئين.. لا يعيشون إلا مع الخوف والدموع... هم يبكون ويندمون.. ولم يرجع الحال.. فالزجاج قد انكسر، فكل غراء لا يمكنه أن يصلح ويجدده من فساده.. فلنتأمل هذا..
 
والله أعلم..

Ulasan Hasil Tantangan Menulis Bareng SLI di Hari Guru Nasional

Hasil Tantangan #NulisBarengSLI #HariGuruNasional2020 #SahabatLiterasiIAICirebon Beberapa hari yang lalu (23/11/2020) aku atas nama pribad...