Friday, October 7, 2016

Memaknai Wukuf di Arafah

Ibadah itu bernama wukuf, yang berarti berhenti. Pada hari ini tangal 9 Dzul Hijjah, jutaan umat manusia tumplek blek (tumpah ruah), berhenti sejenak dalam satu tempat bernama lembah padang Arafah. Manusia dari berbagai penjuru dunia, berbagai suku bangsa, dengan ragam warna kulit dan bahasa bertemu, agar saling mengenal dan memahami suatu niscaya, ialah perbedaan. Berbeda maka mengenal, lita’arafuu.

“Hai manusia, sungguh telah Kami ciptakan kalian dari jenis (berbeda, laki-laki dan perempuan, dan Kami jadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kalian SALING MENGENAL. Sungguh, yang paling mulia di antara kalian bagi Allah adalah ia yang PALING BERTAKWA.” 


Image result for wukuf di arafah 2016
Wukuf di Arafah merupakan ibadah "napak tilas" pertemuan antara dua insan pertama yang berbeda jenis kelamin, laki-laki dan perempuan, Adam dan Hawa (Eve), setelah diturunkan ke muka bumi, terpisah. Wukuf berarti REUNI para anak cucu Adam.

Wukuf berarti perayaan atas kesetaraan umat manusia. Yang kaya dan yang miskin, kaum jelata dan para pemimpin berkumpul dalam satu tempat tanpa tembok pemisah, selain tenda. Semua itu dilaku dengan niat hanya karena Allah, berhrap ridha dan cinta-Nya. Mengenal manusia, makhluk-Nya dalam rangka mengenal Penciptanya. Semoga.

Inilah inti ibadah haji. Haji itu mengenal dan memahami. Haji itu Arafah. Haji itu wukuf di Arafah. Tiada haji tanpa wukuf.

#SelamatBeribadahWukuf
#SelamatBerpuasaArafah
09 Dzul Hijjah 1437 H/ 11 September 2016 M

Aku Tersenyum, Maka Aku Ada

Oleh Masyhari
Mengaisbun.blogspot.com - Pagi-pagi buka fb di hape, tetiba sebuah gambar bola dunia tersenyum. Katanya ini hari 07/10/2016 adalah “HARI SENYUM SEDUNIA. Sekilas, agak terasa lucu, tampaknya. Kok sampai-sampai senyum loh ada peringatan harinya. Sambil mesam-mesem, kutulis ini.
Seberapa pentingkah tersenyum itu?
Tersenyum amat sangat penting bagi manusia. Tersenyum menandakan kesehatan prima psikologi seorang yang tersenyum. Bagi yang mendapatkan senyuman, pun akan ikut tertransfer energi positif yang mendamaikan.
Di hari-hari dunia yang semakin panas dan garang, penduduknya. Di berbagai belahan dunia, yang katanya modern ini, perang masih saja berkecamuk dan makin memanas, bergejolak. Seakan tak ditahu, kapan perang kan berakhir. "Mama, kapan gejolak perang ini kan berakhir?” Tanya anak kecil di Palestina. Maka, senyum tulus amat dirindukan. Tetap tersenyum, walau kondisi tak begitu menyenangkan. Tetap tersenyum untuk menebar kebaikan. Senyum laksana butiran embun sejuk yang membasahi, meredam panas gejolak api amarah dalam diri.
Kalaulah tak punya harta, senyum pun sudah sedekah. Sang Nabi SAW menegaskan urgensi senyum ini. “Senyum yang kau tebarkan di hadapan saudaramu adalah sedekah.” Sedekah harta tak mengurangi kekayaan, tapi ia investasi yang mengkayakan di masa depan. Sedekah senyuman, kan menebarkan kedamaian ke seluruh penjuru alam.
Banyak yang terlupa. Seakan agama hanya melulu soal ibadah vertikal kepada Tuhan yang menciptakannya. Mereka berlomba-lomba persembanyahkan sebanyak-banyaknya ritual agar disayang oleh-Nya. Shalat, ngaji, jihad, dan lain sebagainya. Padahal, hampir segala ibadah itu memiliki dimensi sosial, ibadah horizontal yang berimplikasi pada kehidupan manusia dengan sesamanya dan alam sekitarnya. Itulah akhlak dan budi pekerti.
Dalam agama Islam misalanya, Al-Qur'an selalu menyandingkan keimanan dengan amal saleh. Bukan sekali, tapi banyak ayat berulang kali. Tak sempurna iman seseorang, tanpa adanya akhlak, tersiratnya. Pun berulang kali Nabi Muhammad SAW menegaskan pentingnya akhlak.
Sungguh, aku diutus tiada lain hanya untuk menyempurnakan akhlak.”
“Siapa yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, maka ia harus memuliakan tamunya.”
Orang Islam (muslim) ialah yang membuat selamat orang lain dari lisan dan tangannya.”
Kalaulah kita tak bisa berkata baik, maka diam adalah emas. “Siapa yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, hendaklah berkata baik, atau diam (lebih baik).”
Oleh karena itu, akhlak budi pekerti adalah nomor SATU. Dan TERSENYUM adalah cerminan akhlak dan budi pekerti baik nan mulia. Tersenyumlah, kalaupun kau rasakan getirnya kehidupan.
Menutup kalam ini, saya kutipkan satu penggal sajak Ahmad Syauqi:
إنما الأمم الأخلاق ما بقيت # فإن هم ذهبت أخلاقهم ذهبوا
Innamal umamu al-khlaqu ma baqiat. Fain humu dzahabat akhlaquhum dzahabu.” (Sungguh, umat itu dianggap ada, karena ada akhlaknya. Bila budi pekertinya tiada, keberadaannya dianggap tiada.“).
SELAMAT HARI TERSENYUM SEDUNIA-AKHIRAT. Semoga bermanfaat. Wallahu a'lam.[]
Kesambi, 07/10/2016

Wednesday, October 5, 2016

Pemuda Masjid Limbangan Ngaji Islam Nusantara pada 1 Muharram

Masyhari menghadiri undangan sebagai narasumber dalam seminar Islam Nusantara di Masjid Limbangan-Losari Brebes dalam rangka menyambut tahun baru Hijriyah 1 Muharram 1438 H. Berikut laporan selengkapnya dimuat di NU Online.


Jakarta, NU Online
Para pemuda masjid di Desa Limbangan Kecamatan Losari Kabupaten Brebes yang tergabung dalam Jam’iyah Isymalul Hijri (Ittihad Syubban Masjid Jami’ At-Taqwa Limbangan) menyelenggarakan berbagai kegiatan sejak 30 September-2 Oktober 2016 dalam rangka menyambut tahun baru 1438 H. Mereka melakukan kajian Islam Nusantara yang satu tahun belakangan ramai diperbincangkan.

Hadir sebagai narasumber kajian ini Dosen IAIN Syekh Nurjati Cirebon Ustadz Masyhari dengan moderator aktivis NU Nashruddin. Tema Islam Nusantara sengaja diangkat dalam upaya mengenalkan masyarakat tentang term yang lagi hangat.

Masyhari mengatakan, “Islam Nusantara adalah Islam khas ala Indonesia, gabungan nilai Islam teologis dengan nilai-nilai tradisi lokal, budaya, dan adat istiadat di Tanah Air. Dengan kata lain, Islam Nusantara berarti menyinergikan ajaran Islam dan adat istiadat lokal yang tersebar di wilayah Indonesia.”

Menurutnya, yang menjadi nilai pokok dari Islam adalah pesan rahmatan lil ‘alamin, pembawa keteduhan dan kedamaian, dengan tetap berlandaskan akidah tauhid sebagaimana ajaran Islam yang dibawa Nabi Muhammad Saw. “Inilah Islam yang dikampanyekan dalam Islam Nusantara,” kata Masyhari.

Pelbagai kegiatan dalam menyambut tahun baru Hijriyah ini merupakan hajat tahunan dan sudah berlangsung selama 13 tahun setelah berdirinya jamiyah pada 6 September 1999 M. Acara ini yang dipusatkan di masjid tersebut dibuka pada Jumat (30/9) dengan seminar keagamaan dalam tema “Islam Nusantara”, lomba hafalan Al-Qur’an (MHQ) tingkat usia sekolah dasar yang digelar pada Sabtu (1/10) dan malam harinya disambung dengan istighotsah dan do’a bersama.

Sementara pawai ta’aruf, sunatan massal dan semaan kubro yang bekerja sama dengan Jam’iyyatul Qurra’ wal Huffadz Nahdlatul Ulama (JQHNU) Losari pada Ahad (2/10). Rangkaian acara ini ditutup dengan santunan anak yatim dan pengajian umum bersama KH Kholil Rohmat, kiai kondang dari Tegal. (Red Alhafiz K)

Ulasan Hasil Tantangan Menulis Bareng SLI di Hari Guru Nasional

Hasil Tantangan #NulisBarengSLI #HariGuruNasional2020 #SahabatLiterasiIAICirebon Beberapa hari yang lalu (23/11/2020) aku atas nama pribad...