Thursday, February 16, 2017

(Men)tradisi(kan) Tulis-Menulis Sejak Dini

Salah satu program ekstra di kelas pasca TPQ Majelis Taklim Enha Warnasari Kesambi adalah latihan menulis. Di kelas yang didominasi peserta yang di sekolah formal kelas 3 SD sampai dengan kelas 7 SMP in sya Allah akan selalu digendakan praktik menulis bebas atau dengan tema tertentu, baik di kelas sekitar 5-10 menit, ataupun melalui PR, minimal satu tulisan setiap pekan. Tugas ini sebagai bentuk latihan agar anak/ santri terbiasa menulis, berani ungkapkan isi hati dan pikirannya, tanpa merasa takut atau malu².

Selanjutnya, di hari berikutnya anak² diminta membacakan hasil tulisannya ke depan kelas. Dan alhamdulillah, di awal bulan kedua semua anak santri MT Nurul Huda sudah maju satu persatu, dan semua santri yang berjumlah 15 anak sudah berani maju, meski awalnya dimulai dengan agak "memaksakan" diri mereka.

Mereka paling tidak sudah bisa menaklukkan dirinya dengan berani tampil di depan. Padahal di hari pertama (Januari 2017), cukup sulit dan berat ketika diminta maju. Saat itu, tulisan pertama yaitu tentang menjawab pertanyaan "mengapa saya enggan maju? Bagaimana caranya untuk mengatasinya?"

Hari berikutnya, tulisannya dibaca guru, malu². Tp hari ini (Februari 2017), mereka sudah berani baca tulisan karya mereka tentang: "Aku ingin menjadi apa? Dan bgmn untuk mewujudkannya?"

Untuk berikutnya, besok PR tulisannya yaitu: "Apa kesukaanku?" Mengapa dan bagaimana?"

Sengaja tema yang ditugaskan adalah yang sederhana dan mudah bagi anak untuk mengungkapkan. Yang terpenting anak percaya diri dan mau untuk menuliskan. Adapun hasilnya, nomor sekian.
Kemudian, yang penting anak berani maju. Adapun kualitas hasilnya, sambil jalan, proses latihan yang terus-menerus dan istiqamah. Sebab, saya meyakini bahwa tulis-menulis itu bukan bakat, tapi jam terbang. Semakin sering menulis (dan diperkaya dengan membaca), semakin bagus pula kualitas tulisan.

Saya berharap dengan latihan menulis setiap hari, anak² kan terbiasa menulis dan berani ungkapkan sesuatu dr hati dan pikiran secara tulisan dan lisan. Menulis berati melatih keberanian diri untuk ungkapkan ide dan gagasan. Hasilnya, ternyata luar biasa, di luar dugaan.

Selain ditampilkan di depan, dari sekian banyak tulisan yang mereka goreskan di buku tulis mereka, saya minta dari mereka untuk memilih salah satu untuk ditulis kembali di kertas, untuk kemudian ditampilkan di Majalah Dinding yang ada di Masjid, bergantian, perpekan dengan tujuan memotivasi mereka dan sekaligus update mading masjid yang sekian lama dibiarkan usang.

Menulis berarti menyusun puzle² pikiran ke dalam rangkaian kata. Dan anak² sudah mulai bisa.
Saya sengaja memasukkan materi "menulis" ini di Pasca. Padahal ini bukan materi wajib arahan dari Qiraati. Tujuannya yaitu untuk melatih anak² menulis, berliterasi sejak dini. Karena berdasarkan pengalaman, saya sering mendapati banyak MAHASISWA yg tidak bisa menulis dengan baik. Syukur² lulus dari MT bisa nulis buku. Minimal buku resep masakan. Salam literasi. [masyharie].

Cirebon, Januari 2017

No comments:

Post a Comment

Jangan lupa komentar

Ulasan Hasil Tantangan Menulis Bareng SLI di Hari Guru Nasional

Hasil Tantangan #NulisBarengSLI #HariGuruNasional2020 #SahabatLiterasiIAICirebon Beberapa hari yang lalu (23/11/2020) aku atas nama pribad...