Lari dari Politik!
Hari M Ngaidin
Ketahuilah, sesiapa yang apatis terhadap politik, dan hendak lari menjauh
dari politik, baik karena egoisme, keputus-asaan ataupun yg lain, tidak mau
jadi pelaku atau terlibat dalam politik (fa'il), maka sejatinya ia tidak akan
bisa menghindar darinya, walau ia lari ke lubang semut pun, dan ia akan jadi
maf'ul bih (objek, dan bs jd korban kebijakan) kecuali ia mati. Karena, dalam hidup
di dunia, tak terlepas dr perpolitikan. Tinggal pilih, jadi pelaku, ikut
menentukan ataukah cukup jd objek?
Katanya, politik itu antara makan dan dimakan. Inilah politik
neo-liberalis-kapitalis. Namun, politik yang sehat adalah bagaimana kita bisa
makan bersama-sama, dan yang penting sama-sama makan. Itulah inti dari sila
ke-5 Pancasila, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Orang yang tidak terjun dan bergabung dalam partai
politik (politik praktis) bukan berarti tidak peduli politik, apalagi apatis
dan antipati terhadap politik.
Sebaliknya, bisa jadi, orang yang
terlibat dalam politik praktis
(parpol) itulah yang apatis terhadap
nilai-nilai keadilan dan kejujuran, yang ditahu cuma
kekuasaan dan perut kenyang..
Kalau kita tak peduli dengan politik, tak peduli siapa yang jadi pemimpin kita, tak peduli dengan nasib negeri, hanya sibuk urus perut sendiri, apa bedanya dengan para bedebah yang penuh nafsu dan ego tinggi, segara cara dilaku demi diri sendiri??!
Kalau kita tak peduli dengan politik, tak peduli siapa yang jadi pemimpin kita, tak peduli dengan nasib negeri, hanya sibuk urus perut sendiri, apa bedanya dengan para bedebah yang penuh nafsu dan ego tinggi, segara cara dilaku demi diri sendiri??!
Cirebon, 19-20/02/2014
No comments:
Post a Comment
Jangan lupa komentar