Mengaisembun.blogspot.com - Bukan
[hanya] kampus formal
yang membentuk ideologi seorang mahasiswa. Kampus, tempat
kuliah formal, hanyalah faktor kecil. Aktifitas dan komunitas di luar kampus
(semisal kajian, pengajian, diskusi, pergerakan, bacaan, dsb) ternyata faktor yang paling dominan
dalam membentuk pemikiran dan ideologinya.
Basic sebelum masuk
kuliah juga punya andil dalam hal ini. Dan tentunya, dirinya sendirilah yang
menentukan. Akhirnya, takdir Tuhan juga yang menggariskan. Setidaknya, itulah hasil pengamatan
saya, selama ini.
Seorang jebolan pesantren NU yang kuliah di kampus yang
berafiliasi pada Muhammadiyah tidak menjamin ia akan berubah jadi Muhammadiyah,
pun sebaliknya. Bila ia masuk kampus
Atmajaya, UKI atau Trisakti, lalu otomatis
ia akan
jadi Kristen? Tentu tidak! Begitu pula, bila ia masuk LIPIA atau Kampus di Saudi, lalu otomatis ia
jadi salafy-wahabi? Tentu tidak.
Sederet nama membuktikan, ada ketum PBNU yang jebolan kampus Saudi,
imam besar istiqlal jebolan kampus Saudi. Banyak pula pengurus
NU pusat atau wilayah,
serta MUI jebolan LIPIA dan kampus Saudi.
Berikut nama-nama tokoh NU, alumni kampus Saudi yang saya
bisa sebutkan:
1. Prof. Dr.
KH. Said Agiel Siradj, ketua PBNU. Beliau adalah alumni Universitas Ummul Quro,
Mekkah Saudi Arabia.
2. Dr. KH.
Akhsin Sakho Muhammad, Ketua JQH-NU, merupakan alumni Universitas Islam
Madinah, Saudi Arabia.
3. KH. Cholil
Nafis, Ph. D, LBM-NU dan ketua komisi dakwah MUI Pusat, alumni LIPIA.
4. Dr.
KH. Asrorun Niam Soleh, ketua KPAI dan sekretaris komisi fatwa MUI adalah
alumni LIPIA.
5. Dr. H.
Bukhori Muslim, LDNU Pusat adalah alumni LIPIA.
6. KH. Abdurrahman
Navis, PWNU Jatim, adalah alumni Universitas di Riyadh.
7. Dr.
KH. As’ad Said Ali, ketua PBNU dan mantan Waka BIN, pernah kuliah di LIPIA.
8. Prof.
Dr. KH. Ali Maschan Moesa, dosen pasca UINSA, pernah kuliah di LIPIA.
9. Dll.
Bahkan, kampus
UIN/ IAIN yang pernah dituding oleh Hartono AJ sebagai pencetak liberalis murtadiin
bisa melahirkan kader-kader
HTI, IM dan Salafy militan.
Taukah Anda, HAJ jebolan mana? IAIN, jawabnya. Dan masih ada lagi, sejumlah kawan yang sempat kuliah beberapa semester di UIN jadi aktifis HTI atau Salafy.
Dan, sedikit sekali jebolan pesantren NU yang jadi Salafy karena masuk kampus Saudi (1% atau bahkan belum ditemukan)..
Paling kalau masuk KAMMI (pks) bs jadi. Toh, di UIN, UI, IPB,ITS, UNAIR, UGM juga banyak yang jadi kader PKS.[]
No comments:
Post a Comment
Jangan lupa komentar