Dikisahkan kembali oleh Masyhari
Berbicara tentang takdir cinta, jadi teringat kisah perjalanan cinta seorang kawan se kampus, sebut saja namanya Ikal. Kawanku yang satu ini sewaktu SMA aktif di organisasi pelajar lintas sekolah. Di organisasi ini, Ikal bertemu dengan seorang pujaan hatinya sesama aktifis, sebut saja namanya Sofia. Mereka akhirnya menjalin hubungan cukup dekat. Sampai setelah lulus SMA, hubungan mereka terus terjalin dan komunikasi antara keduanya pun terus berjalan, walau hingga keduanya kuliah di tempat yang berjauhan pun. Sofia kuliah di Yogya, sementara Ikal kuliah di Jakarta.
Ketika
usia mereka sudah cukup matang dan telah siap ke jenjang yang lebih serius,
Ikal pun melamar Sofia ke orang tuanya yang tinggal di Sumatra. Yup, lamarannya
diterima ortu Sofia, bahkan Ikal sudah lumayan akrab dengan camernya, dan
sempat melakukan kerjasama bisnis investasi kelapa Sawit dengannya.
Komunikasi antara Ikal dengan Sofia pun terus berjalan, dan bahkan dengan camer. Sekitar dua bulan berjalan dari lamaran tersebut, tanpa ada basa-basi sebelumnya, tiba-tiba Ikal diminta sama Sofia tuk datang ke Yogya, di tempat keluarga besarnya. Dan Ikal pun datang menemui undangan dadakan Sofia. Ikal pun masuk ke rumah mereka. Di ruang tamu sudah ada beberapa anggota keluarga yang duduk di sofa. Ternyata, apa yang terjadi saudara-saudara? Di ruang tamu itu, Sofia mengucapkan kata perpisahannya dengan Ikal. Ya, Sofia mutuskan ikatan hubungannya yang telah diikat dengan lamaran. Dan Ikal pun mau tidak mau harus menerima dengan hati hancur lebur dan kecewa tentunya.
Sebulan berikutnya, Ikal main-main ke rumah kawan lama sesama aktifis di organisasi pergerakan, namun usianya 4 tahun lebih tua dari Ikal. Sebut saja namanya Aldy Keduanya ngobrol ke sana ke mari mengenang masa-masa ketika aktif di pergerakan pelajar. Di sela pembicaraannya, Ikal curhat tentang masalahnya. Dan tepat, ternyata Aldy mempunyai adik perempuan, sebut saja namanya Aisyah. Sambil memperlihatkan foto sang adik, ِAldy cerita kalau adiknya sudah mau rampung kuliahnya. Selama kuliah, Aisyah merupakan mahasiswa teladan di suatu kampus negeri di Yogjakarta.
Ikal pun tertarik dan hendak mendalami lebih jauh. Keduanya pun dipertemukan oleh Aldy, dan ternyata keduanya saling cocok.
“Subhanallah,
ternyata Allah memberikan yang lebih baik. Aisyah tidak kalah dengan Sofia.
Bahkan Aisyah lebih darinya, luar dalam lah.”
Ceritanya padaku.
Sebulan setelah itu, lamaran pun diadakan dan tak lama setelah itu, keduanya pun menyebar undangan pernikahan. Lebaran lalu, aku reonian sama kawan lama ini di sebuah tempat pariwisata, saat dia dan keluarga istrinya sedang melakukan rekreasi ke sana. Dia tampak mesra sekali dengan sang istri dan kedua anaknya.
Inilah yang kusebut dengan takdir cinta. Hubungan yang telah lama diramut bertahun-tahun, bahkan sudah diikat dengan lamaran, seakan sudah ada kepastian. Namun ternyata bisa saja terputus, tanpa sebab yang jelas. Dan, ternyata takdir cinta itu diraihnya hanya dengan hitungan hari saja. Dan begitupula dengan takdir akademik.
Sebulan setelah itu, lamaran pun diadakan dan tak lama setelah itu, keduanya pun menyebar undangan pernikahan. Lebaran lalu, aku reonian sama kawan lama ini di sebuah tempat pariwisata, saat dia dan keluarga istrinya sedang melakukan rekreasi ke sana. Dia tampak mesra sekali dengan sang istri dan kedua anaknya.
Inilah yang kusebut dengan takdir cinta. Hubungan yang telah lama diramut bertahun-tahun, bahkan sudah diikat dengan lamaran, seakan sudah ada kepastian. Namun ternyata bisa saja terputus, tanpa sebab yang jelas. Dan, ternyata takdir cinta itu diraihnya hanya dengan hitungan hari saja. Dan begitupula dengan takdir akademik.
#takdircinta
Cirebon, 18 April 2014
No comments:
Post a Comment
Jangan lupa komentar