Pesan Buat Ananda
Oleh Masyhari
Oleh Masyhari
Anakku,
Waspadalah, terutama dari orang terdekatmu. Bisa jadi, yang kau sangat percayai, tega sekali khianati. Banyak kisah saksikan, seorang jatuh dari kesuksesannya dalam jurang, karena dijerumuskan oleh kawan.
Waspadalah, terutama dari orang terdekatmu. Bisa jadi, yang kau sangat percayai, tega sekali khianati. Banyak kisah saksikan, seorang jatuh dari kesuksesannya dalam jurang, karena dijerumuskan oleh kawan.
Sudah menjadi tabiat orang kita (mengutip novel "Rahasia Mede"), mudah sekali mengumbar informasi pribadi pada sesiapa, orang lain, dengan atau tanpa sadar. Sementara informasi adalah hal penting, apalagi di era kini. Tentang urusan pribadi, kita kerap berbagi, bahkan bukan hanya pada orang dekat, tapi kepada banyak orang. Padahal kita tak tahu, adakah orang terdekat itu bisa terjamin kebisadipercayaannya. Apalagi bukan siapa² dia.
Hanya, biasanya, kita lebih terbuka pada kawandekat itu. Bahkan, dengan mudahnya, info privat kita bagi padanya. Dan, saat kita lengah, ia menelikung kaki kita. Saat kita di tepi jurang berjalan, ia dorong kita jerumuskan ke dalamnya. Sehingga, kawan dekat bahayanya lebihdahsyat. Dengan orang lain, di arena publik, kita masih mudah sadarnya.
Di dunia ini, bisa dikata, hampir tak ada sahabat sejati, dari golongan manusia, pudar sifat kekalnya. Berubah, sekarangbegini, kadang begitu. Bila ada, buku lah teman sejati itu. Ia teman duduk yang terbaik, kata Jahizh. Selainnya, waspadalah terhadapnya. Adalah Sang Pelindung kita, Tuhan Yang Maha Kuasa, sahabat sejati kita. Dia maha mendengar, maha mengabulkan dan maha bijaksana. Maka, curhat yang sangat tepat dan berguna hanyalah pada Sang Pencipta, Tuhan, Allah subhanahu wa ta'ala.
Ada suatu kisah yang pernah kudengar. Seorang pengusaha, sebut saja si A, punya bisnis di bidang produksi dan distribusi pakan burung kicau. Si A punya kawan, sebut saja B, yang dipercayanya untuk menangani distribusi dan marketing produknya tersebut. Karena sangat percaya dengan B, si A tidak pernah sesekali kunjungi agen yang jadi pelanggannya. Lama, si A tak mencium gelagat apa. Si A sukses meraup untung dari bisnisnya. Sampai suatu ketika, si B, kawan yang dipercaya itu khianat. Kepada pada agen dan pelanggan, si B bilang bahwa si A telah meninggal, dan hak paten produk pakantersebut dipegang si B. Mulai saat itu, segala hal terkait pembayaran ditransfer ke rekening si B, dan mulai saat itu si A hanya bisa gigit jari, mlongo. Bisnisnya direbut kawan sendiri.
Kisah lainnya masih banyak pula. Karena modal percaya, si D meminjamkan puluhan juta kepada kawannya (si E) yang merengek minta pinjaman, karena kebutuhan mendesak.Janjinya, satu dua pekan kan dikembalikannya. Ternyata, janji tinggaljanji, hutang tersebut tidak dibayarnya pada saat jatuh tempo. Bahkan lewat tiga empat bulan, belum ada tanda² dilunasi, dengan dalih belum punya. Sementara si D sudah sangat butuh. Jadinya, lebih tampak seperti pengemis, daripada pemberi bantuan hutang. Padahal, bantuan tersebut tanpa jaminan dan bunga sepeserpun.
Karena itulah, sekalipun pada kawan dekat, catatlah hutang dengan datangkan saksi, kalau perlu notaris. Jangan terbujuk olehnya, bahwa itu hanya transaksi kekeluargaan. Tetap waspada, catatlah dan camkanlah.
Cirebon, 08/12/2015
No comments:
Post a Comment
Jangan lupa komentar