Tuesday, November 19, 2013

Belum Jadi saja, Sudah Mengganggu

Sebelumnya, mohon maaf bila ada personal atau pihak yang tersinggung!”
Di kompasiana, aku termasuk pendatang baru. Karena memang baru kemarin tepatnya, aku ‘resmi’ jadi bloger kompasiana. Lagi ayik-asyiknya baca sebuah tulisan, tiba-tiba, sebuah iklan dengan sangat menohok, menutup tulisan yang sedang aku baca tersebut.  Iklan dengan gambar seorang tokoh yang masih dibilang muda. Bertuliskan namanya dan tahun perhelatan pesta besar pilpres 2014. Sang tokoh saat ini menjabat menteri kabinet IB-II dan sekaligus ketua salah satu persatuan olahraga bergengsi di negeri ini. Langsung muncullah dalam hati sebuah kalimat yang menjadi judul tulisan ini “belum jadi presiden saja, sudah mengganggu”.
Memang, kita harus akui, bahwa uangnya terlalu banyak, untuk sekedar dikeluarkan untuk iklan begituan. Masih recehan, mungkin. Dan, tentunya, dia bisa beriklan di mana saja dan di media apa saja. Namun, bukankah lebih arif dan elegan bila pengaturan iklannya cukup diletakkan di margin saja, (bisa kanan, kanan, atas, atau bawah), bukan di tengah halaman. Bukankah ini bisa diatur dan dibicarakan dengan pihak kompasiana. Dan, ternyata, memang di bagian kanan dan atas sudah ada. Namun, ini bisa aku tafsirkan, bahwa sang tokoh, tampaknya belum puas menjadi menteri dan ketua persatuan itu, yang mungkin dibilang sebagai jabatan marjinal. Sehingga harus menjadi sentral, yang central adalah presiden.       
Beberapa bulan yang lalu, saat berlebaran di kampung, Jawa Timur, beberapa kali aku mondar-mandir Paciran-Surabaya. Beberapa kali melewati jalan pantura (Paciran-gresik-Surabaya), dan sesekali via jalur lamongan selatan. Di kanan-kiri dan atas jalan, terpampang spanduk, baliho dan sejenisnya, dengan dominasi calon anggota legislatif, baik pusat maupun daerah. Masing-masing daerah, dengan gambar tokoh yang mencalonkan dirinya sebagai anggota DPR di daerah tersebut dan dapil tersebut. Bahkan, ada pula satu tokoh spanduk wajahnya terpampang di sepanjang jalanan Lamongan-Gresik, caleg dari sebuah partai yang mengaku partainya Nu. Ini bisa dipahami, karena memang dia dapil kedua kabupaten ini. Aku sampat berpikir, betapa kayanya orang ini. Berapa rupiah yang telah digelontorkannya. Memajang gambar iklannya di sepanjang jalan. Malah, menurut sumber yang terpercaya, bulan ini sang tokoh merupakan pemesan baliho-spanduk terbanyak di partai tersebut. Mau berapa saja yang dikeluarkan, itu duitnya dia. Tapi, ada yang perlu untuk dikritisi di sini, yaitu, betapa ‘merusaknya’ poster-poster itu bagi keindahan pemandangan jalanan. Ah, “Belum jadi saja sudah menganggu.”
Salam damai.
Cirebon, 19/11/2013

No comments:

Post a Comment

Jangan lupa komentar

Ulasan Hasil Tantangan Menulis Bareng SLI di Hari Guru Nasional

Hasil Tantangan #NulisBarengSLI #HariGuruNasional2020 #SahabatLiterasiIAICirebon Beberapa hari yang lalu (23/11/2020) aku atas nama pribad...