Friday, February 14, 2014

Nyalakan lentera, bukan mengutuk gulita!

أن تشعل الشمعة خير لك من أن تلوم الظلام

"Lebih baik menyalakan lentera, daripada mengutuk gulita"

Oleh Hari M Ngaidin

Dalam kelas kursus bahasa Arab tadi pagi, saya katakan kepada para peserta, “Dalam belajar berbahasa, tak terkecuali bahasa Arab, faktor lingkungan sangat mempengaruhi keberhasilan. Memang, saat ini, di sini bukan lingkungan yang [berbicara] bahasa Arab aktif. Namun secara umum, sadar atau tidak, kehidupan kita sehari-hari, sebagai umat Islam, tak terlepas dari bahasa Arab. Ketika shalat dan mengaji al-Qur’an, kita berbicara (syafawi/ maharatul kalam) dan membaca (qira’ah) bahasa Arab. Ketika kita belajar, mengaji kitab di madrasah, kita mendengar (istima’) dan membaca (qira’ah) juga. Begitu pula dalam shalawat, tasbih, tahmid, takbir dan tahlil yang kita baca, serta doa yang kita panjatkan, kesemuanya dengan bahasa Arab. Setiap jum’at, kita mendengarkan khutbah dengan bahasa Arab, meskipun sebagaian. Jadi, tinggal kita melengkapinya dan membiasakannya dalam keseharian, dalam berbicara (syafawi), menulis dan mengarang (kitabah wal insya’), dengan demikian kita menjadi telah menambah keaktifan. Perlu kalian ketahui, bahwa keberadaan saya di sini tidaklah lama, dan trainer hanya sebatas fasilitator dan pemandu saja. Yang utama adalah adanya kemauan, semangat dan lingkungan yang mendukung.”

Seorang peserta bertanya, “Bagaimana mengatasi problem lingkungan yang belum mendukung untuk berbahasa Arab secara aktif?”

“Solusinya, kita mulai dengan mengupayakan terbentuknya lingkungan yang berbahasa Arab. Kita bisa memulainya dengan membuat “Klub Bahasa Arab” (Arabic Club/ نادي اللغة العربية) dengan anggota para peserta kursus yang ada. Kita mulai dari komunitas kecil. Sedikit yang semangat lebih baik daripada banyak tapi melempem.

Allah menegaskan, “Kam min fiatin qalilatin ghalabat fiatan katsiratan bi idznillah.” Betapa sering terjadi “kurcaci” bisa mengalahkan “raksasa”, atas izin Allah. Nabi Dawud bisa mengalahkan Jalut yang kuat. Jangan sampai kita hanya sibuk meratapi keadaan, tanpa bergerak melakukan sesuatu. Berbuatlah sekecil apapun yang bisa dilakukan, kendatipun hal itu tampaknya tak mengubah keadaan. Menanam sebiji buah di tengah hutan belantara lebih baik daripada sibuk meratapi kelaparan.
أن تشعل شمعة خير لك من أن تلوم الظلام
“Lebih baik menyalakan lilin, daripada mengutuk kegelapan”

Setelah dilakukan kesepakatan antara anggota, kalian bisa datangi pengurus dansowan pengasuh, untuk meminta saran, nasehat, doa dan dukungan. Insya Allah, mereka akan sangat senang luar biasa, tidak hanya saran dan nasehat, saya pastikan, mereka akan mendukung dan memandu langkah kalian.”

“Setelah kalian sepakati siapa ketua dan anggota pengurusnya, kalian tidak perlu terburu-buru mengajak kawan-kawan santri yang lain untuk ikut bergabung, kalian mulai dari komunitas kecil ini terlebih dahulu. Bila komunitas sudah terbentuk, banyak kegiatan yang bisa diprogramkan, diantaranya: [1] daurah Arabiyyah (kursus/ diklat/ pembinaan). Ini bisa dijadwalkan minimal sekali sepekan, lebih sering lebih baik. Ini diperuntukkan khususnya bagi anggota komunitas. Adakan juga daurah tahunan atau semesteran, yang diperuntukkan untuk yunior. Kegiatan ini bisa jadi ajang pengenalan atau syi’ar, [2]munaqasyah (diskusi berbahasa Arab), bisa dijadwalkan sebulan sekali, atau setahun tiga kali, [3] membuat majalah atau buletin berbahasa Arab, atau bisa kalian manfaatkan mading atau buletin pesantren yang telah ada, kalian sumbangkan tulisan kalian berbahasa Arab untuk dimuat di sana, [4] musyahadah al-aflam at-tarbawiyyah bil al-Arabiyyah (nonton film edukatif berbahasa Arab), [5] mahrajan Arabiyyah (gebyar/ festival/ pagelaran bahasa Arab). Di sana kalian bisa menampilkan hasil karya kalian, berupa khithabah (pidato bahasa Arab), anasyid wa asy’ar (nyanyian dan puisi berbahasa Arab), masrahiyyah (drama berbahasa Arab), dan berbagai perlombaan yang berkaitan dengan bahasa Arab, bisa mengarang (insya’)membaca (menerjemah dan memahami), pidato, siaran berita, bercerita (syafawi), kuis dan lain sebagainya.”

“Bila kalian telah bisa menampilkan hasil karya, dan semuanya melihatnya dan bisa menikmatinya, kawan-kawan santri yang lain -insya Allah- akan tertarik dan berminat untuk bergabung. Bahkan, tidak hanya di pesantren ini, tidak menutup kemungkinan, pesantren lain akan berminat membuat komunitas yang sama, lebih-lebih, tidak sedikit santri yang berminat untuk melanjutkan studi ke kawasan Timur-Tengah. Mereka akan sangat tertarik untuk ikut bergabung dan aktif berbahasa Arab. “Kerja” ini bisa dikatakan rintisan, dan bila kegiatan ini berjalan hingga seterusnya, tentunya akan menjadi investasi bagi kalian (sedekah jariyah) yang pahalanya akan terus mengalir sepanjang masa (abra al-qurun wa ad-duhur), saat kalian telah mati terkubur, investasi yang kalian tanam akan tetap tumbuh subur dan pahalanya akan tertransfer pada kalian.” Allahu akbarWallahu a’lam.
Bacicir, 14/02/2014

No comments:

Post a Comment

Jangan lupa komentar

Ulasan Hasil Tantangan Menulis Bareng SLI di Hari Guru Nasional

Hasil Tantangan #NulisBarengSLI #HariGuruNasional2020 #SahabatLiterasiIAICirebon Beberapa hari yang lalu (23/11/2020) aku atas nama pribad...