:::::::::::::::::
Sepucuk surat cinta untuk kawan
oleh: Masyhari
Kawanku
dari hati yang terdalam
sungguh kukatakan
bukan aku setuju, kawanku
dari hati yang terdalam
sungguh kukatakan
bukan aku setuju, kawanku
dengan Syi'ah Rafidhah yang ghulluw
Kawanku
Bukannya aku rela begitu saja
saat ibunda
Aisyah tercinta mereka hina-hina
semaunya
Kawanku
Bukan aku tak peduli
sahabat Nabi dicaci-maki
tiada henti
Kawanku
Bukan pula aku tiada mengerti
shalat Jum’at tiada mereka indahi
kata mereka belum ada imam Mahdi
Imam suci yang sama-sama kita
percayai
Kawanku
Bukan pula aku tak pernah menyaksi
mereka menyiksa diri begitu ngeri
saat meratapi cucu Nabi Husain bin Ali
saat meratapi cucu Nabi Husain bin Ali
Kawan
bukan pula aku tak tahu
mereka shalat hanya waktu telu
Kawan
Bukan pula aku berpura-pura tak tahu
nikah mut’ah mereka laku
Namun aku juga mendengar
walau samar-samar
Namun aku juga mendengar
walau samar-samar
pendapat
ini juga bersandar
Kawan
bukan karena aku tak pernah telaah buku mereka
di sana, manusia biasa mereka anggap maksum tiada
Fatwa mereka diagung melebihi sabda Nabi
Fatwa mereka diagung melebihi sabda Nabi
begitu suci laksana kalam Ilahi
Kawan
bisa jadi sebagian akidah kita beda
Namun kutahu mereka bertuhan pada Yang Maha Esa
Kawan
Bukan aku diam karena bermanis muka
tapi aku hanya ingin menahan
diri
aku hanya mencoba mengikuti
Nabi Harun saat dipasrahi
Nabi Harun saat dipasrahi
Akidah memang [amat] penting
namun bila ribuan nyawa
melayang tersia begitu saja karena
fitnah yang mereja-lela
karena waktu diputar-ulang tiada pernah bisa
dan manusia hanya bisa sesal saja
melayang tersia begitu saja karena
fitnah yang mereja-lela
karena waktu diputar-ulang tiada pernah bisa
dan manusia hanya bisa sesal saja
Sebab, bila saja Harun tidak mau menahan
perdamaian yang jadi ancaman
Bukan hanya dia yang kan dibulli
negeri pun porak-poranda tiada
henti
Kawan
bukankah perdamaian
terlalu mahal untuk dikorbankan?
Aku pun kuatir, negeri tercinta yang damai tentram
jadi hancur lebur karena perang
tak kunjung redam
Seperti Suria negeri Syam
Negeri subur, damai nan tentram
berubah jadi neraka jahannam
tiap hari ada saja korban
berjatuhan tiada terelakkan
Kawan
api amarah mari sedikit kita tahan
kalau bisa kita padamkan
dengan senyum cinta dan penuh pengharapan
seabab api
tak akan pernah padam dengan api
Kawanku terkasih
Sederet kata ini
sebatas ijtihad pribadi
Harapku semoga benar dari Ilahi
bila penuh dengan salah
Doakanku semoga dapat kuraih ampunan-Nya
berubah jadi neraka jahannam
tiap hari ada saja korban
berjatuhan tiada terelakkan
Kawan
api amarah mari sedikit kita tahan
kalau bisa kita padamkan
dengan senyum cinta dan penuh pengharapan
seabab api
tak akan pernah padam dengan api
Kawanku terkasih
Sederet kata ini
sebatas ijtihad pribadi
Harapku semoga benar dari Ilahi
bila penuh dengan salah
Doakanku semoga dapat kuraih ampunan-Nya
Kawan
Demikian sepucuk surat cintaku
untukmu kawan terbaikku
Kuharapkan
kau mau memaafkan
Pesantren Babakan, 22-25 April 2014