Friday, April 25, 2014

Bukan Aku

:::::::::::::::::
Sepucuk surat cinta untuk kawan
oleh: Masyhari

Kawanku
dari hati yang terdalam
sungguh kukatakan
bukan aku setuju, kawanku
dengan Syi'ah Rafidhah yang ghulluw

Kawanku

Bukannya aku rela begitu saja
saat ibunda Aisyah tercinta mereka hina-hina semaunya

Kawanku

Bukan aku tak peduli
sahabat Nabi dicaci-maki tiada henti

Kawanku

Bukan pula aku tiada mengerti
shalat Jum’at tiada mereka indahi
kata mereka belum ada imam Mahdi
Imam suci yang sama-sama kita percayai

Kawanku

Bukan pula aku tak pernah menyaksi
mereka menyiksa diri begitu ngeri
saat meratapi cucu Nabi Husain bin Ali

Kawan

bukan pula aku tak tahu
mereka shalat hanya waktu telu

Kawan

Bukan pula aku berpura-pura tak tahu  
nikah mut’ah mereka laku
Namun aku juga mendengar
walau samar-samar
pendapat ini juga bersandar

Kawan

bukan karena aku tak pernah telaah buku mereka  
di sana, manusia biasa mereka anggap maksum tiada 
Fatwa mereka diagung melebihi sabda Nabi
begitu suci laksana kalam Ilahi

Kawan

bisa jadi sebagian akidah kita beda
Namun kutahu mereka bertuhan pada Yang Maha Esa

Kawan

Bukan aku diam karena bermanis muka
tapi aku hanya ingin menahan diri
aku hanya mencoba mengikuti
Nabi Harun saat dipasrahi

Akidah memang [amat] penting
namun bila ribuan nyawa
melayang tersia begitu saja karena
fitnah yang mereja-lela
karena waktu diputar-ulang tiada pernah bisa
dan manusia hanya bisa sesal saja

Sebab, bila saja Harun tidak mau menahan
perdamaian yang jadi ancaman
Bukan hanya dia yang kan dibulli
negeri pun porak-poranda tiada henti

Kawan

bukankah perdamaian
terlalu mahal untuk dikorbankan?
Aku pun kuatir, negeri tercinta yang damai tentram
jadi hancur lebur karena perang tak kunjung redam

Seperti Suria negeri Syam
Negeri subur, damai nan tentram
berubah jadi neraka jahannam
tiap hari ada saja korban

berjatuhan tiada terelakkan

Kawan

api amarah mari sedikit kita tahan
kalau bisa kita padamkan
dengan senyum cinta dan penuh pengharapan
seabab api
tak akan pernah padam dengan api

Kawanku terkasih

Sederet kata ini
sebatas ijtihad pribadi
Harapku semoga benar dari Ilahi
bila penuh dengan salah
Doakanku semoga dapat kuraih ampunan-Nya

Kawan

Demikian sepucuk surat cintaku
untukmu kawan terbaikku
Kuharapkan
kau mau memaafkan

Pesantren Babakan, 22-25 April 2014 

Ulasan Hasil Tantangan Menulis Bareng SLI di Hari Guru Nasional

Hasil Tantangan #NulisBarengSLI #HariGuruNasional2020 #SahabatLiterasiIAICirebon Beberapa hari yang lalu (23/11/2020) aku atas nama pribad...