Oleh: A.S. Laksana
Bapakku masih membaca kamus setiap hari. Ia bilang bahwa hidup kita tergantung pada kepiawaian kita menggunakan kata.
Arthur Scargill,
pemimpin buruh Inggris.
Arthur Scargill,
pemimpin buruh Inggris.
Kita menulis karena kita mencintai kata-kata: bagaimana ia terdengar, bagaimana ia menggetarkan pita suara kita, bagaimana ia membentuk kalimat dan memberikan makna terhadap keberadaan kita. Kata-kata adalah bayi yang kita lahirkan. Kita mestinya memperlakukan mereka sebaik-baiknya—tidak dengan cara teledor.
Pemborosan adalah sebuah bentuk keteledoran bagi seorang penulis, orang tua dari setiap kata-kata. Pengulangan-pengulangan yang tidak perlu menunjukkan bahwa kita tidak percaya pada kata-kata. Dengan demikian, kita juga menyangsikan kesanggupan pembaca kita untuk mencerna makna pada kesempatan pertama. Karena itu kita merasa perlu mengulang-ulang. Celakanya, setiap jenis pemborosan sering tidak menjadikan cerita bertambah baik, ia justru akan melemahkannya.
Mari kita lihat sebuah tulisan yang boros:
Pemborosan menyiksa kita. Apakah penulis menganggap bahwa pembacanya tidak mempunyai urusan lain sehingga ia tega menyuguhkan kepada pembaca kalimat yang diulang-ulang?
Dengan alasan apa pun, kita sebagai penulis tidak boleh menyiksa pembaca. Beri mereka kesenangan dan bukan sesuatu yang membosankan. Pilih kata yang paling tepat untuk menyampaikan apa yang anda inginkan. Dan sampaikan itu sekali saja. Tak perlu anda mengulang-ulang.
Kita harus meyakini bahwa setiap kata yang kita pilih akan menjalankan tugas sebaik-baiknya. Mari kita lihat lagi surat yang diterima oleh Rina dan apa yang bisa kita lakukan untuk memperbaiki paragraf tersebut.
Paragraf itu rasanya lebih baik, namun anda mungkin merasakan bahwa geraknya terlalu cepat. Untuk lebih memperlambatnya, mungkin kita perlu menambahkan kalimat seperti ini:
Atau kalimat yang melukiskan perasaan Rina:
Atau kalimat lain lagi:
Di samping pemborosan dalam penuturan, yang menyebabkan cerita anda seperti berputar-putar, kemubaziran juga bisa terjadi dalam sebuah kalimat, misalnya:
Untuk anda ingat: tulisan yang baik tidak menyediakan ruang untuk pemborosan.
(Sumber: “Creative Writing”, A.S. Laksana, diterbitkan oleh GagasMedia, 2013)
Copas dari blog pribadi AS Laksana
No comments:
Post a Comment
Jangan lupa komentar