Saturday, April 26, 2014

Jurus Diterima di LIPIA Jakarta (Bagian ke 5)

Mau Ke Mana? 

oleh Masyhari, Lc

Lalu, bagaimana agar kita bisa diterima di kampus LIPIA? Adakah jurus rahasianya?

Melihat kelebihan yang telah aku sebutkan sebelumnya, setiap tahun pendaftar calon mahasiswa membanjiri kampus LIPIA Jakarta, kendatipun LIPIA jarang menyebarkan brosur pendaftaran. Biasanya jumlah pendaftar berkisar sekitar 700-1000 calon mahasiswa. Sementara yang diterima hanya 120 orang.
Pendaftaran mahasiswa baru untuk level I’dad, biasanya dibuka setahun sekali. Terkait waktunya, tidak bisa dipastikan, namun biasanya sekitar bulan Juni-Juli. Bagi kamu yang mau daftar ke I’dad Lughawy,  sebaiknya menghubungi alumni Tabah yang aktif kuliah di LIPIA atau yang baru lulus. Biasanya, persatuan mahasiswa Jawa Timur (FoSKI) selalu mengadakan pelatihan (daurah) tes masuk LIPIA di salah satu pesantren di Jawa Timur. Membuka web: www.lipia.org juga cukup membantumu, khususnya soal syaratan dan ketentuan pendaftaran.
Bila kemampuan bahasa Arab kamu sudah cukup hebat, kamu bisa langsung daftar ke Takmily. Untuk level ini, biasanya dibuka setahun dua kali. Pertama, awal tahun ajaran baru (bulan Juni/Juli), bersamaan dengan pendaftaran I’dad. Kedua, di pertengahan tahun, sekitar bulan Januari-Pebruari. Bila kamu mau daftar langsung ke Takmily, daftar di pertengahan tahun memiliki peluang diterima lebih besar, karena pendaftar lebih sedikit. Bila kamu mau daftar ke Diploma, baiknya kamu menghubungi aku. 
Sebenarnya, agar diterima di kampus ini, tidak terlalu sulit, khususnya bagi yang sudah punya jurus rahasianya. Bila kamu tertarik, baca baik baik.
Pada umumnya, untuk masuk LIPIA, mahasiswa mendaftar ke via jalur reguler (biasa). Informasi tentang syarat dan ketentuan jalur biasa, bisa kamu peroleh di situs resmi LIPIA. Padahal, sebetulnya, terdapat jalur lain, yang aku sebut dengan jalur khusus atau “tol”, bisa juga disebut jalur bawah tanah.
Untuk masuk level I’dad, dengan jalur reguler, ada dua tahapan tes yang harus dilewati, yaitu tes tulis dan tes lisan. Tes tulis meliputi fahmul masmu’ (listening), fahmul maqru’ (understanding text), nahwu dan insya’ (mengarang). Bila lulus tes ini, kamu berkesempatan untuk ikut tes lisan.
Sedangkan tes lisan meliputi tanya jawab tentang: wawasan keislaman, fahmul maqru’, baca al-Qur’an, tajwid, dan hafalan. Dalam tes lisan ini, kelancaran dalam memahami dan berbicara bahasa Arab merupakan poin penilaian utama. Untuk poin hafalan, persyaratan hanya 2 juz. Namun, semakin banyak hafalan akan semakin baik, dan hafizh al-Qur’an memiliki peluang yang lebih besar daripada yang tidak hafal.  
Dalam persyaratan berkas, poin tazkiyah (surat pengantar) perlu diperhatikan. Ketokohan pemberi tazkiyah dan kedekatannya dengan kampus juga mempengaruhi. Tazkiyah dari seorang guru biasa dengan pengurus MUI atau ketua ormas Islam, tentu berbeda kekuatannya. Tazkiyah dari dosen LIPIA juga cukup memiliki kekuatan, namun yang terpenting lolos tes tulis terlebih dahulu.
Dalam jalur reguler ini, faktor “takdir akademik” juga menentukan. Tidak selalu yang lebih pintar akan lebih berpeluang bisa masuk. Penguasaan, kecermatan dan ketelitian dalam mengerjakan soal cukup menentukan keberhasilan. Karena itu, sering-seringlah berkomunikasi dengan alumni LIPIA bila ingin masuk. Oh ya, asal daerah calon mahasiswa juga menjadi pertimbangan. Calon mahasiswa yang berasal dari daerah minoritas muslim, berpeluang lebih besar untuk diterima.    
Jalur yang lain, aku menyebutnya jalur “tol” (jalur khusus). Aku sebut jalur khusus, karena hanya orang-orang khusus yang dapat akses info dan mendapatkan kesempatan masuk via jalur ini. Aku sebut jalur “tol”, karena yang masuk jalur ini, tes masuk hanya sebatas formalitas.
Jalur “tol” ini kuncinya adalah jaringan. Ada beberapa pihak yang memegang kunci jalur ini, di antaranya yaitu Dubes KSA, pejabat kedutaan KSA, Direktur Atase KSA, direktur LIPIA, dosen tertentu, pihak-pihak tertentu yang punya kesepakatan dengan LIPIA, dan lain sebagainya. Bila kamu ingin mendapatkan tiket jalur ini, baiknya kamu hubungi senior alumni Tabah lulusan LIPIA, khususnya Anas DM.
Oya, bila kamu sudah masuk LIPIA, jalinlah komunikasi secara intensif dengan sesama alumni Tabah Kranji di Jakarta pada umumnya yang tergabung di WASIAT, dan khususnya alumni yang kuliah/ alumni LIPIA Jakarta. Selamat berjuang. Yakin Usaha Sampai.
Link tambahan info:
Buku daras bisa diunduh di: grup fb: infolipia

No comments:

Post a Comment

Jangan lupa komentar

Ulasan Hasil Tantangan Menulis Bareng SLI di Hari Guru Nasional

Hasil Tantangan #NulisBarengSLI #HariGuruNasional2020 #SahabatLiterasiIAICirebon Beberapa hari yang lalu (23/11/2020) aku atas nama pribad...