Friday, March 27, 2015

Dakwah Perdamaian


Semua menawarkan dagangan ideologinya dengan bayaran kekejaman dan ancaman bagi yang tidak merelakan diri untuk mengkonsumsinya.

Paksaan dan budaya kekerasan sedang beraksi dengan riuh gempita oleh tangan-tangan orang yang mengaku sebagai wakil Tuhan. Menegakkan kebenaran yang mereka usung. Menyerang mereka yang yang dianggap sesat-menyesatkan. Kekerasan bertopeng perjuangan sedang berpesta.

Ketentraman, kemanusiaan dan kesejahteraan yang merupakan impian hidup sudah dikhawatirkan ancaman kepunahannya. Rasa menghormati dan menghargai serta toleransi terhadap pandangan orang lain sudah tak lagi diperhatikan oleh penceramah.

Apakah keberanian dalam berjuang harus diwujudkan dengan menyakiti perasakan orang lain? Bukankah keberagaman suatu keniscayaan?

Nabi pun tidak menteror manusia yang tak mau diajak mengikuti ajarannya. Karena sesungguhnya kewajiban dai hanya mengajak kepada kebenaran, bukan menjamin mereka untuk mendapat hidayah walau harus dengan paksaan. Sebab, hidayah adalah otoritas Tuhan. Bukan bagian dari hak manusia.

Pendapat yang kita klaim benar, belum tentu orang lain menerimanya sebagai kebenaran. So, harus disampaikan dengan kedamaian dan penuh kesopanan, serta kesalihan.

Jangan lupa, doa adalah suatu yang wajib. Sebab doa adalah senjata pamungkas kita, dan hidayah adalah milik Allah semata.

Sehingga, kepercayaan tidak bisa disampaikan dengan pemaksaan-pemaksaan. Mengungkapkan kebaikan dengan baik dan damai. Memberi contoh dari kebenaran yang diusung dengan penuh kebijaksanaan.

Sudah bukan saatnya teror dan kekerasan dipakai senjata. Karena lidah masih kita punya.

 Islam adalah penyeru ketentraman. Sekian.

Ciputat, 06 Agustus 2005

No comments:

Post a Comment

Jangan lupa komentar

Ulasan Hasil Tantangan Menulis Bareng SLI di Hari Guru Nasional

Hasil Tantangan #NulisBarengSLI #HariGuruNasional2020 #SahabatLiterasiIAICirebon Beberapa hari yang lalu (23/11/2020) aku atas nama pribad...