Oleh: Syukron Ma'mun
Pengarang : Eni Ratnawati
Penerbit : Writing Revolution
Tebal : 400
halaman
Novel ini mengisahkan sebuah keluarga Dirgantara yang kaya raya yang kembali dihantui masa lalu kelam almarhum Dirgantara. Masa lalu yang datang kembali melalui surat-surat misterius yang sekilas tampak romantis, tetapi mempunyai makna yang sulit untuk dipahami, termasuk oleh Bayu Dirgantara yang telah mendapatkan surat misterius itu beberapa kali. Surat yang juga membuat Bayu mengingat wasiat papanya sebelum meninggal untuk mencari anak-anak papanya.
Bayu pun memutuskan pergi ke Surabaya untuk memenuhi wasiat
papanya. Sebuah keputusan yang bisa saja membuatnya kehilangan karir di
perusahaan. Kepergiannya ke Surabaya bersama Nouri adiknya. Kepergian yang
dirahasiakan ke Mamanya, Ny. Dirgantara yang tak ingin masa lalu kelam Tuan
Dirgantara kembali dibuka.
Suasana semakin membingungkan, namun Nouri malah tiba-tiba
menghilang dan hanya meninggalkan sepucuk surat. Bayu pun merekrut Nayla untuk
menggantikan posisi Nouri menjadi asisten Bayu. Pilihan Bayu tidak salah,
karena Nayla, meski di awal kerja mengecewakan, banyak membantu teka-teki
menemukan keluarga dari Tuan Dirgantara.
Sementara di Jakarta, Ny. Dirgantara yang mengetahui misi
anaknya, melakukan tindakan-tindakan penyelidikan tanpa sepengetahuan Bayu.
Penyelidikan yang hampir saja membuat nyawanya melayang ditikam oleh orang
kepercayaan Bayu.
Meskipun novel ini bercerita tentang penyelidikan ala
detektif, tetapi novel ini tetap menyuguhkan bumbu percintaan antar tokoh dan
guyonan segar yang bisa meluruhkan ketegangan membaca kisah detektif. Sehingga
pembaca bukan hanya diajak penasaran dengan akhir pencarian Bayu dan Ny.
Dirgantara, tetapi juga kisah cinta Bayu, Nayla, dan Natasha.
Sekalipun ini adalah novel penyelidikan seperti novel-novel
Dan Brown, tetapi penulis novel tetap memberikan pesan-pesan yang mendalam,
diantaranya: menjaga keturunan dengan tidak berhubungan badan tanpa ikatan yang
halal, tidak berpacaran sebelum menikah, berusaha ikhlas dan pasrah atas takdir
yang menimpa, tidak sembarangan membual, dan berusaha semaksimal mungkin
melaksanakan amanah atau wasiat orang tua, bagaimanapun buruknya orang tua,
sejauh amanah/wasiat itu tidak melanggar hukum dan norma.
Kekurangan novel ini adalah dalam pemilihan diksi ketika
mendiskripsikan sesuatu. Tak jarang, deskripsi yang diberikan tidak sampai pada
imajinasi pembaca. Sehingga pembaca harus membacanya dengan teliti dan seksama. Namun, kekurangan pendeskripsian itu tak mengurangi kualitas
isi cerita, alur, dan konflik dalam novel yang dikemas begitu indah dan selalu
membuat pembaca penasaran sehingga ingin mengkhatamkan novel ini sekali duduk.
Cirebon, 30 Agustus 2016
No comments:
Post a Comment
Jangan lupa komentar