Monday, March 13, 2017

Jika Aku Kalah (5)

Tulisan ini ditujukan untuk mengeksporasi sikap dan ide santri dalam menghadapi fenomena "kekalahan" dan problematika hidup di dunia. Karena posisi kita tak selalu di atas, terkadang naik, terkadang turun. Sebagai manusia, kita harus siap dengans egala kondisi (sisi afektif dan kecerdasan emosional)

"Jika aku kalah lomba, aku harus kuat latihan lagi dengan optimis, dan aku harus berusaha dengan cara latihan setiap hari. Di sekolah Dasar, aku pernah disuruh oleh guru agamaku yang bernama Pak Sholihin agar aku menghafalkan surat-surat al Quran.
Setelah itu aku ikut lomba MHQ di SDN Kesambi Dalam 3 dan 4, tetapi aku kalah, tidak mendapatkan juara. Namun aku tidak berkecil hati. Aku terus berlatih, agar aku bisa hafal surat-surat yang diberikan oleh juri, dan agar aku bisa hafal surat-surat pendek dalam juz 30.
Selain itu, aku akan terus berdoa kepada Allah swt, agar aku bisa menghafal surat-surat, dan aku harus bersemangat serta tidak boleh menyerah."[Noviyanti]
---

"Jika saya kalah lomba, saya akan berusaha lagi. Supaya menang dan bisa menjadi pengalaman saya agar berusaha lagi dan tidak menyerah.
Waktu itu, saya juga pengalaman tidak mendapatkan juara lomba mengaji di tingkat kecamatan. Waktu itu saya tidak percaya diri, dan tidak mau lomba lagi. Tapi mama bilang, kegagalan adalah hambatan sebelum kemenangan.
Jadi saya mencoba tahun berikutnya, dan akhirnya saya mendapatkan juara 3 tingkat kecamatan. Dan saya pun bersyukur dapat kemenangan, walaupun jura tiga."[Julianto]
---

"Jika aku kalah lomba, aku akan berlapang dada, dan menerima dengan ikhlas. Karena dengan kalah, kita akan terus belajar. Dengan semangat, kita teruslah berusaha.
Agar lebih baik lagi, jangan takut kalah atau apapun. Justru dengan kekalahan kita, akan selalu termotivasi untuk terus bersemangat.
Teruslah berusaha agar mendapatkan prestasi dengan baik. Tetap bersemangat dalam menghadapi kondisi apapun, dan tetap tersenyum."[Siti Nurfaizah]
---

"Jika aku kalah lomba, aku pasti tidak akan pernah menyerah. Harus tetap bersemangat dan belajar lagi. Aku juga harus berdoa, supaya bisa mengikuti lomba lagi, nanti. Amiin.
Lomba itu, bagiku, menyenangkan. Dan, di dalam perlombaan itu, kalah merupakan hal yang lumrah. Tetapi, aku harus tetap bersemangat.
Setiap aku mengikuti perlombaan, aku meminta doa kedua orang tuaku. Karena dukungan dan doa orang tua pasti akan terkabul. Dan supaya aku bisa menang lomba lagi, aku tidak pernah bersedih walaupun kalah."[Hilda Amelia]
---

"Jika aku kalah lomba, pastinya sedih sekali. Tapi saya akan terus berusaha untuk memenangkan setiap mengikuti lomba, tanpa putus asa.
Berlatih dan belajar, serta berdoa supaya aku berhasil menjadi juara. Dukungan dan doa kedua orang tua sangatlah penting, yang akan menjadi motivasi penyemangat saya.
Kekalahan bagi saya tak menjadikan saya anak yang berputus asa. Akan tetapi sebaliknya, kekalahan adalah pengalaman berharga dan menjadi guru untuk keberhasilan mengikuti berbagai perlombaan berikutnya.
Harapan dan keinginanku adalah menjadi pemenang di setiap perlombaan yang saya ikuti. Namun, walaupun saya kalah lagi dalam perlombaan yang saya ikuti, saya tidak berputus asa, dan tetap bersemangat."[Siti Najma Adisa]
---

"Jika aku kalah lomba, aku tidak akan menyerah. Karena aku tidak rendah diri/ minder. Sebab minder adalah perbuatan tercela. Aku akan berusaha sekeras apapun. Walaupun aku belum berhasil, aku akan tetap bekerja keras. Sebelum lomba, aku akan berdoa kepada Allah, supaya dilancarkan.
Tahun lalu aku pernah ikut lomba MTQ, karena baru satu kali, aku kalah. Tapi aku tetap berusaha sampai menjadi juara 1."[Najma Humaira Amrullah]
---

No comments:

Post a Comment

Jangan lupa komentar

Ulasan Hasil Tantangan Menulis Bareng SLI di Hari Guru Nasional

Hasil Tantangan #NulisBarengSLI #HariGuruNasional2020 #SahabatLiterasiIAICirebon Beberapa hari yang lalu (23/11/2020) aku atas nama pribad...