Wednesday, May 24, 2017

Menulis, Jangan Lupa Membaca

Saat Anda Enggan Menulis, Membacalah

Bisa jadi, Anda suatu ketika merasa tak ada ide, sesuatu yang bisa dituangkan dalam tulisan. Atau ketika sedang menulis, tiba-tiba terhenti, karena ada suatu informasi atau data yang tidak Anda ketahui. Itu tandanya Anda masih manusia, wajar punya kekurangan. Maka, berhentilah sejenak. Jangan Anda paksakan diri untuk menulis. Satu hal yang harus Anda lakukan adalah membaca. Cari buku, khususnya, terkait dengan tema tulisan yang ingin atau sedang Anda tuliskan. Atau buku apa saja yang ingin Anda baca.

Suatu ketika, Eni Ratnawati pernah mengatakan bahwa "cara menulis adalah dengan banyak membaca". Artinya, kualitas dan kuantitas bacaaan akan mempengaruhi tulisan. Semakin sedikit bacaan seseorang, semakin rendah kualitas tulisannya. Begitu pula, bila ia banyak membaca, meningkat pula kualitas tulisannya. Dari tulisan seseorang bisa diketahui seberapa rajin dia membaca. Dari kutipan yang dilakukannya. Dari gaya penulisannya yang biasa, ataukh luar biasa menggugah selera. Apakah tulisannya dipenuhi fakta ilmiah, data akurat dan analogi rasional ataukah dipenuhi hoax, data khayalan dan kerancuan nalar.

Tradisi menulis harus berbanding lurus dengan tradisi membaca. Keduanya bagai dua sisi mata uang, tak dapat dipisahkan. Jangan berkhayal bisa menjadi penulis yang handal, bila Anda malas membaca, malas menikmati karya tulis para pendahulu Anda yang telah makan asam garam dunia literasi.

Anda tahu Komik Detektif Conan, bukan? Buku karya Aoyama Gosho ini terinspirasi oleh buku fiksi detektif "Sherlock Homes". Bahkan, si "Conan", sang tokoh utama komik yang kemudian diputar di dalam film serial kartun konon diambil dari penulis buku "Sherlock Homes" yaitu Sir Arthur Conan Doyle.

Anda pernah mendengar nama "Raudhah An Nazhir"? Apaan tuh? Itu bukan nama sebuah taman, tapi judul sebuah buku karya Ibnu Qudamah Al Maqdisi Al Hanbali. Kitab "babon" Ushul Fikih mazhab Hanbali ini banyak merujuk buku pendahulunya yaitu Al Mustashfa karya Hujjatul Islam, Abu Hamid, Imam Al-Ghazali. Tampaklah, Ibnu Qudamah telah melumat habis al Mustashfa Al Ghazali sebelum menulis bukunya. Dan, masih banyak kisah pembacaan lainnya yamg dilakukan oleh para ilmuan penulis terdahulu.

Jadi, kini saatnya Anda membaca! Berjalan-jalanlah ke toko buku. Manjakan mata Anda melihat aneka buku berjajar di rak-rak yang penuh pesona. Kalau bisa, beli buku secara rutin. Itu adalah cara menghargai sebuah karya.  Jangan biasakan minta buku gratis. Apalagi sehabis itu tidak dibaca. Kalau mau baca gratis, di perpustakaan saja. Hape sejuta dua juta bisa dibeli, buku hanya 40 ribu mengapa Anda bilang mahal harganya?

Cirebon, 24 Mei 2017

No comments:

Post a Comment

Jangan lupa komentar

Ulasan Hasil Tantangan Menulis Bareng SLI di Hari Guru Nasional

Hasil Tantangan #NulisBarengSLI #HariGuruNasional2020 #SahabatLiterasiIAICirebon Beberapa hari yang lalu (23/11/2020) aku atas nama pribad...