"Lebih utama belajar ataukah mengajar?" tanya seseorang.
"Tentu, belajar lah yang lebih utama.
Dan, kalaupun sudah mengajar, tetap harus kita niatkan belajar." Jawabku.
"Banyak orang, ketika sudah berprofesi sebagai "guru" dan mengajar, ia enggan lagi untuk belajar. Karena ia merasa sudah jadi guru dan merasa pintar. Ini bagian dari kesombongan.
Orang yang sudah merasa pintar, ia enggan belajar, ia mudah menyesatkan orang yang berbeda pandangan dan sikap dengannya.
Semakin alim dan luas ilmu seseorang semakin luas pula cakrawala berpikirnya. Ia lebih mudah dan bisa menerima orang lain yang berbeda, dan tidak gampang kagetan.
Karena, semakin banyak belajar akan semakin merasa bodoh dan tidak tahu apa-apa. Sehingga ia akan terus belajar dan banyak piknik, sampai kapan? Hingga ia tutup usia."
Dalam suatu majelis di Pasuruan, seorang guru Qiraati pernah mengatakan, "Belajar wajib, mengajar tidak wajib."
Teruslah belajar. Jangan pernah mengajar, kecuali berniat untuk belajar.
Wallahu a'lam
"Tentu, belajar lah yang lebih utama.
Dan, kalaupun sudah mengajar, tetap harus kita niatkan belajar." Jawabku.
"Banyak orang, ketika sudah berprofesi sebagai "guru" dan mengajar, ia enggan lagi untuk belajar. Karena ia merasa sudah jadi guru dan merasa pintar. Ini bagian dari kesombongan.
Orang yang sudah merasa pintar, ia enggan belajar, ia mudah menyesatkan orang yang berbeda pandangan dan sikap dengannya.
Semakin alim dan luas ilmu seseorang semakin luas pula cakrawala berpikirnya. Ia lebih mudah dan bisa menerima orang lain yang berbeda, dan tidak gampang kagetan.
Karena, semakin banyak belajar akan semakin merasa bodoh dan tidak tahu apa-apa. Sehingga ia akan terus belajar dan banyak piknik, sampai kapan? Hingga ia tutup usia."
Dalam suatu majelis di Pasuruan, seorang guru Qiraati pernah mengatakan, "Belajar wajib, mengajar tidak wajib."
Teruslah belajar. Jangan pernah mengajar, kecuali berniat untuk belajar.
Wallahu a'lam
No comments:
Post a Comment
Jangan lupa komentar