Wednesday, November 12, 2014

Info Beasiswa S2 dan S3 Dalam dan Luar Negeri

Info Beasiswa S2 dan S3


Suatu ketika, dalam sebuah rumah kosan, pasca wisuda,
"Selamat ya, atas wisuda kamu. Semoga ilmu manfaat dan barokah."
"Amin. Terima Kasih ya, mas bro."
"Mau lanjut kuliah S2?"
"Pengen sih, pengen. Tapi!"
"Tapi apa?"
"Gak ada uang, mas Bro. Biaya S2 kan mahal."
"Wadoh, hari gini kan banyak beasiswa. Nih, dalam waktu paling dekat, ada beasiswa PKU Kemenag RI di STAINU Jakarta, ada Kajian Islam Nusantara. Atau mau ambil Manajemen Pendidikan, ada di UIN Maliki malang. Ini aku kasih linknya: http://www.kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id=28470
“Atau kalau tahun depan, kamu bisa ambil beasiswa Baznas..:
atau kalau mau ke Luar negeri, tahun depan masih buka tuh. Ini linknya, seorang senior, Muhammad Alfatih Suryadilaga ngeshare di fbnya:
Daftar Beasiswa S2 (dan S3) ke LN yang masih open untuk tahun 2015:
LPDP - Beasiswa Pendidikan Indonesia (Untuk studi di universitas ranking Top 300 dunia ataupun universitas terpilih di dalam negeri)
http://www.lpdp.depkeu (.) go.id/beasiswa/beasiswa-magister-doktor/
Deadline: 19 November 2014
LPDP - Beasiswa Presiden (untuk studi di Universitas ranking Top 50 dunia)
http://www.lpdp.depkeu (.) go.id/beasiswa/presidential-
scholarship/
Deadline: 19 November 2014
LPDP - Beasiswa Afirmasi
(persyaratan khusus dari daerah tertinggal dan mahasiswa berprestasi tingkat nasional)
http://www.lpdp.depkeu (.) go.id/beasiswa/beasiswa-
afirmasi/
Dealine: open
Erasmus Mundus (Action 1)
http://eacea.ec.europa.eu/…/selected_projects_action_1_mast…
Deadline: Desember 2014
LOTUS+ (Erasmus Mundus Action 2)
http://www.lotusplus.eu/
Deadline: 1 Maret 2015
ALFABET (Erasmus Mundus Action 2)
https://www.alfabet-em.cz/
Deadline: 31 Desember 2014
EM Joint Doctorate (EMJD)
(Khusus untuk S3)
http://eacea.ec.europa.eu/erasmus_mundus/
results_compendia/selected_projects_action_1_join
t_doctorates_en.php
Deadline: Desember 2014
British Chevening Awards, UK
http://www.chevening.org/indonesia/
Deadline: 15 November 2014
Fulbright Scholarships, USA
http://www.aminef.or.id/index.php?option
=com_content&view=article&id=31&Itemid=31
Deadline: 15 April 2015
Beasiswa Unggulan Luar Negeri Kemendiknas (Mesti sudah ada letter of acceptance (LOA))
http://beasiswaunggulan.kemdiknas.go.id/program
http://beasiswaunggulan.kemdiknas.go.id/program/
detail/67
Swedish Institute Scholarships, Sweden.
https://studyinsweden.se/scholarship/swedish-institute-
study-scholarships/
Deadline: 1 February 2015
Gates Scholarships, Cambridge University, UK
http://www.gatescambridge.org/apply/
Deadline: 2 Desember 2014
Jardine Scholarships, Oxford University, UK
http://www.ox.ac.uk/admissions/graduate/fees-and-
funding/graduate-scholarships/university-wide-
scholarships/oxford-graduate-scholarships/oxford-
jardine-graduate-scholarships
Deadline: 23 January 2015
Clarendon Scholarship, Oxford University, UK
http://www.clarendon.ox.ac.uk/
Deadline: 23 january 2015
Korean Government Scholarship, South Korea
http://www.niied.go.kr/eng/contents.do?cont
entsNo=78&menuNo=349
http://www.studyinkorea.go.kr/en/main.do
Deadline: 14 November 2014
CUD Scholarships, Belgium
http://www.cud.be/content/view/339/208/lang,/
Deadline: 12 January 2015

StuNed Scholarships, Netherlands
(Mesti memiliki pengalaman kerja 2 tahun)
http://www.nesoindonesia.or.id/beasiswa/stuned/stuned-
master
Deadline: 15 Maret 2015


"Udah bro. Langsung aja 
tancap gas, istikharah dulu jga boleh. Jangan lama-lama mikirnya, ntar udah keburu tutup pendaftarannya!"

Semoga sukses!


Tuesday, November 11, 2014

Kegiatan Safari Dakwah Ramadhan 1435 di Tana Toraja

Kegiatan Safari Dakwah Ramadhan 1435 di Tana Toraja
Oleh Masyhari, Lc, M.H.I
Dai Ramadhan 1435 H Utusan Atase Agama KSA dan Bimas Islam Kemenag RI untuk Kabupaten Tana Toraja

Persiapan Kegiatan
Sebelum menuju lokasi, penulis terlebih dahulu melakukan penelusuran informasi apa saja terkait Kabupaten Tana Toraja melalui internet, di antaranya melalui lama wikipedia[1], website resmi pemerintah Kabupaten Tana Toraja[2], website resmi Kantor Kementrian Agama Tana Toraja[3], dan lain sebagainya. Hal itu untuk mendapatkan gambaran awal terkait lokasi objek dakwah, sehingga mempermudah perjalanan dakwah itu sendiri. Dan alhamdulillah, di sela-sela penelusuran tersebut, penulis mendapatkan laman fb kepala seksi Bimas Islam kantor Kemenag Kab. Tana Toraja, Drs. Suardi Sidik, M.Pd. Melalui ini, penulis mendapatkan nomor kontak beliau dan kemudian melakukan koordinasi terkait transportasi menuju lokasi. Bahkan, beliaulah yang menjemput penulis di terminal Makale, Tana Toraja.
Penulis berangkat dari Jakarta via Bandara Soekarno-Hatta jauh hari sebelum Ramadhan tiba, tepatnya 5 hari sebelumnya, yaitu pada senin 23 Juni 2014, dengan tujuan untuk mempersiapakan segala hal terkait dakwah di lokasi secara maksimal, agar pihak tuan rumah juga bisa lebih siap, baik dalam hal akomodasi ataupun penjadwalan kegiatan selama Ramadhan.
Pada tanggal 24 Juni, dengan diantar oleh bapak Drs. Suardi Sidik, M.Pd, penulis melapor ke Kantor Kementrian Agama kabupaten Tana Toraja berdasarkan surat pengantar yang diberikan oleh bapak Wakil Menteri Agama di Jakarta pada saat acara pelepasan di kantor Atase. Alhamdulillah, laporan tersebut diterima langsung oleh Drs. H. Arifuddin, Kasubag TU Kantor Kemenag Tana Toraja.
Adapun terkait dengan program kegiatan dakwah selama di Tana Toraja ini, penulis melakukan koordinasi dengan Bapak Drs. Suardi Sidik, M.Pd, selaku Kepala Seksi Bimas Islam Kantor Kementrian Agama Kabupaten Tana Toraja. Oleh beliau, penulis diberikan surat tugas untuk menjadi imam tetap di sebuah masjid, yaitu Masjid Baiturrahman To’ Kaluku Kelurahan Bombongan Kecamatan Makale. Karena di masjid ini tidak memiliki imam tetap yang memiliki bacaan al-Qur’an yang murattal mujawwad.
Kendatipun masjid tersebut cukup bagus dan kokoh secara fisik bangunan, namun ia tidak memiliki program kegiatan terkait pembinaan pendidikan, selain pengajian TPA setiap sore. Melihat hal demikian, penulis melakukan koordinasi dengan ketua takmir masjid untuk mengadakan sejumlah kegiatan lainnya, khususnya selama Ramadhan.

Realisasi Program Kegiatan
Sebelum Ramadhan tiba, penulis sudah mulai menjalankan tugas sebagai imam shalat lima waktu di masjid Baiturrahman To’ Kaluku. Selain itu, penulis juga sempat 3 kali kali mengisi ceramah ba’da Subuh. Tema tausiyah subuh yang saya sampaikan berjudul (1) “Mensyukuri Nikmat”, (2) “Metode penentuan awal-akhir Ramadhan dan cara menyikapi perbedaan pendapat”, dan (3) “Adab shalat berjamaah”. Selain itu, penulis sempat diberi amanah untuk menyampaikan khutbah shalat Jum’at pada taggal 27 Juni 2014 sebagai pengganti khatib yang berhalangan. Tema Adapun judul khutbah yang penulis bawakan yaitu tentang “persiapan menyambut bulan suci Ramadhan.”
Penulis juga sempat diundangan untuk mengisi ceramah agama di sebuah majelis taklim yang bertempat di rumah Bpk Drs. Suardi Sidik, M.Pd di jalan Tritura Makale pada tanggal 27 Juni 2014 setelah shalat Jum’at. Tema ceramah yang penulis bawakan yaitu “Keutamaan Mempelajari al-Qur’an”.
Selain itu Penulis juga sempat membantu mengajar kelas tahsin al-Qur’an di TPA dengan jadwal setelah shalat Ashar.
Adapun kegiatan yang dilaksanakan penulis dalam rangka menjalankan tugas selama bulan Ramadhan 1435 H di Tana Toraja antara lain sebagai berikut:
Menjadi Imam Shalat
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, bahwa penulis diberikan tugas untuk menjadi imam tetap di Masjid Baiturrahman To’ Kaluku, Kelurahan Bombongan Makale. Penulis juga tinggal di sebuah kamar yang disediakan khusus bagi imam masjid. Di antara tugas imamah yang penulis lakukan selama di Tana Toraja yaitu di masjid Baiturrahman To’ Kaluku dengan perincian: (1) shalat rawatib 5 waktu, setiap hari, termasuk shalat Jum’at, (2) shalat sunnah tarawih dan witir, setiap malam, dan (3) shalat qiyamullail, dilaksanakan pada pukul 2:00 sd. 03:30 pagi. Kegiatan berlangsung sejak malam ke 21 hingga 30 Ramadhan 1453 H.
Selain bertugas sebagai imam “tetap” di masjid Baiturrahman To’ Kaluku, penulis juga pernah didaulat untuk menjadi imam shalat Isya’ (plus tarawih & witir) di Masjid Jabal Nur di kamp. Buntu, kec. Sangalla, tanggal 10 Juli 2014. Kemudian di Masjid Nurul Swadaya Rantelemo, Kel. Sarira, Kec. Makale, saya mendapatkan tugas menjadi imam shalat Isya’, tarawih dan witir pada hari sabtu tanggal 19 Juli 2014 dan Senin tanggal 21 Juli 2014 mendapat tugas imam Maghrib, Isya’, Tarawih dan Witir.
Penulis juga sempat mampir ke kabupaten sebelah, yaitu Enrekang (sebelah selatan Kab. Tana Toraja). Di sana ada seorang kawan penulis yang berasal dari sana, yaitu Arwan. Di sana, pada tanggal 16 Juli 2014, penulis diminta oleh pengurus masjid Masjid Babul Jihad, desa Gura, Kecamatan Buntu Batu, Kab. Enrekang menjadi imam shalat Tarawih, Witir dan Subuh.
Ceramah Pengantar Shalat Tarawih
Selama di Tana Toraja, penulis beberapa mendapatkan amanah untuk menyampaikan ceramah tarawih di beberapa masjid di sana, di antaranya di:
ü Masjid Baiturrahman To’ Kaluku, pada:
a.    tanggal 01 Juli 2014, dengan judul materi “Keutamaan al-Qur’an dan membaca al-Qur’an
b.   tanggal 24 Juli 2014. Judul: “Urgensi Menuntut Ilmu Agama”, dan
c.    tanggal 26 Juli 2014. Judul: Syi’ar Takbir di Hari Raya  dan Adab-Adabnya.”
ü Masjid Nurul Falah, Rante Kalua’, Ge’ Tengan, Kec. Mengkendek, pada tanggal 10 Juli 2014, dengan judul “Ramadhan Bulan al-Qur’an”.
ü Masjid Jabal Nur, Kecamatan Sangalla, pada tanggal 15 Juli 2014, dengan judul “Urgensi Ilmu dalam Pesan Nuzulul Qur’an.”
ü Masjid Babul Jihad Gura, Kab. Enrekang pada tanggal 16 Juli 2014, dengan judul “Menggapai Malam Lailatul Qadar”.
ü Masjid Nurul Swadaya, Rantelemo, Kel. Sarira, Kec. Makale Utara, pada hari Sabtu tanggal 19 Juli 2014 “al-Muslim Akhu al-Muslim” dan Senin tanggal 21 Juli 2014, dengan judul “Keutamaan Mempelajari Qur’an”.
Kuliah Subuh
Selama Ramadhan, penulis mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan tausiyah ba’da shalat subuh di Masjid Baiturrahman To’ Kaluku, yaitu pada tanggal 01 Juli 2014 dengan judul “al-Qur’an Kitab Pedoman Hidup dan Urgensi Bahasa Arab”, tanggal 8 Juli 2014 dengan judul “Keutamaan dan hukum shalat witir”, tanggal 14 Juli 2014 dengan judul “i’tikaf di bulan Ramadhan”, 20 Juli 2014 dengan judul “Hikmah Nuzulul Qur’an” dan 25 Juli 2014 dengan judul “Zakat Fitrah”.
Selain itu, penulis juga sempat mengisi kuliah subuh di Masjid Babul Jihad di Gura, Kab. Enrekang pada tanggal 16 Juli 2014, dengan judul “Prinsip Kemudahan dalam Islam (at-Taisir Fi al-Islam)”.
Bimbingan Perbaikan Bacaan al-Qur’an
Selama Ramadhan, kegiatan penulis terfokus di Masjid Baiturrahman To’ Kaluku. Di sana terdapat TPA (Taman Pendidikan al-Qur’an) dengan santri sekitar 40an anak. Di TPA ini, penulis mendapatkan amanah untuk mengajar kelas tahsin al-Qur’an dengan jumlah peserta sekitar 15 anak. Pengajian dilaksanakan setiap hari kecuali hari Ahad pada pukul 16.30 – 17.30 WITA selama bulan Ramadhan.
Selain itu, di Masjid ini pula saya mengadakan bimbingan tahsin al-Qur’an untuk usia dewasa dengan peserta berkisar 5-8 orang. Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari, pada pukul 15.45-16.30 WITA (ba’da shalat Ashar) selama Ramadhan.
Pelatihan Terjemah dan Tafhim al-Qur’an
Berdasarkan informasi yang penulis dapatkan dari para peserta tahsin al-Qur’an, mayoritas jamaah tidak memahami bahasa Arab dan al-Qur’an. Oleh karena itu, dengan berbekal pengalaman sebagai istruktur pelatihan terjemah al-Qur’an sistem 40 jam Masjid istiqlal, penulis pun berinisiatif untuk mengadakan pelatihan terjemah dan tafhim al-Qur’an. Alhamdulillah, setelah berkoordinasi dengan pengurus Takmir masjid, kegiatan ini pun bisa dilaksanakan.
Kegiatan pelatihan terjemah al-Qur’an ini dijadwalkan setiap hari selama Ramadhan 1435 H pada pukul 05:30 s.d. 06:15 WITA seusai ceramah subuh di Masjid Baiturrahman To’ Kaluku. Peserta berkisar 10-15 orang. Kegiatan ini dimulai dari tanggal 4 Ramadhan hingga akhir Ramadhan.
Metode yang digunakan adalah menerjemah kata perkata, dilanjutkan dengan terjemah lengkap satu ayat. Selain itu, penjelasan kaidah tata bahasa Arab (Nahwu dan sharaf) dasar juga disampaikan, untuk membantu mempermudah pemahaman. Sedangkan ayat yang diterjemahkan adalah QS al-Fatihah lantas al-Baqarah.
Buka Puasa Bersama
Salah satu amanah yang disampaikan oleh kantor atase keagamaan KSA kepada seluruh da’i ialah untuk menyelenggarakan buka puasa bersama dengan masyarakat muslim di daerah masing-masing. Untuk daerah Kabupaten Tana Toraja, penulis mengalokasikan dana yang ada untuk kegiatan buka bersama di 4 tempat yang berbeda, diikuti oleh sebanyak 240 orang muslim, dengan rincian sebagai berikut:
1)   Masjid Nurul Falah, Ge’tengan, Kecamatan Mengkendek. Kegiatan ini dilaksanakan pada Kamis tanggal 13 Ramadhan 1435 H/ 10 Juli 2014, dihadiri masyarakat muslim sekitar masjid berjumlah 80 orang.  
2)  Masjid Nurul Yaqin, Kecamatan Rantetayo, hari Jum’at tanggal 14 Ramadhan 1435 H/ 11 Juli 2014, dengan jumlah peserta 60 orang.
3)  Masjid Musafir Totumbang, Kel. Buntu Masakke, Kec. Sangalla. Kegiatan dilaksanakan pada hari Selasa, 15 Juli 2014, dengan jumlah peserta 60 orang.
4)  Masjid Nurul Swadaya Rantelemo, Kel. Sarira, Kecamatan Makale. Kegiatan ini dilaksanakan pada Senin tanggal 21 Juli 2014 dengan peserta 40 orang.
5)   Selain itu, penulis juga sempat menghadiri undangan buka puasa bersama di Rumah Dinas Bupati Tana Toraja, yaitu pada tanggal 22 Juli 2014.
Bimbingan Baca Kitab Turats
Penulis juga mendapatkan amanah dari Kasi Bimas Islam Tana Toraja untuk menjadi pemateri pada bimbingan baca kitab Turats, yaitu kitab Kifayah al-Akhyar, khususnya bab nikah. Kegiatan ini merupakan program peningkatan mutu dan pemahaman para penghulu terhadap literatur hukum Islam. Kegiatan diikuti oleh para penghulu dan penyuluh Agama Islam se-Kabupaten Tana Toraja, dengan jumlah peserta kuang lebih 25 orang. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 16 Juli 2014, pada pukul 9:00 sd. 12:00 WITA di Aula kantor Kementrian Agama Kabupaten Tana Toraja.

Kegiatan Setelah Ramadhan
Sebagaimana amanat dari Kantor Atase bahwa para dai tidak boleh meninggalkan lokasi dakwah kecuali setelah shalat Idul Fitri, alhamdulillah saya mendapatkan amanah sebagai imam dan khatib Idul Fitri 1435 H di Masjid Jami’ Musafir, Kecamatan Sangalla Kab. Tana Toraja, yaitu Senin tanggal 1 Syawal 1435 H/ 28 Juli 2014 M. Karena lokasi yang cukup jauh dari tempat tinggal penulis, maka penulis sudah hadir di sana pada sore tanggal 27 Juli 2014 M. Adapun tema khutbah yang saya bawakan yaitu “Makna Idul Fitri dan Syawwal”
Bersilaturahim ke rumah Pengurus Masjid dan Jamaah
Setelah selama Ramadhan umat Islam berupaya mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan memperbanyak istigfar kepada-Nya, maka bulan Syawal, mereka berupaya untuk meningkatkan amal ibadah mereka, tidak hanya yang bersifat vertikal, tetapi juga yang bersifat horizontal. Silaturrahim, menjalin dan mempererat ukhuwah merupakan hal yang dianjurkan dalam pandangan syariah, dan sudah ma’ruf di negeri ini untuk bersilaturrahim di hari Raya idul Fitri untuk saling mendoakan kebaikan, bermaaf-maafan atas kekhilafan dan kesalahan antara sesama manusia. Maka, dalam rangka itu, penulis melakukan kunjungan ke rumah pengurus masjid dan sejumlah jamaah selama dua hari sebelum meninggalkan lokasi, yaitu tanggal 1 dan 2 Syawwal 1435 H.
Imam shalat 5 waktu dan Kuliah Subuh
Penulis berkeyakinan, bahwa berdakwah tidak mengenal batasan waktu dan tempat. Karena itu, kendatipun Ramadhan dan shalat Hari Raya Fitri telah berlalu, penulis tetap melanjutkan tugas dakwah dan imamah, hingga penulis telah meninggalkan lokasi. Terakhir kali penulis bertugas menjadi imam shalat Isya’ berjamaa’h di Masjid Baiturrahman To’ Kaluku, Kel. Bombongan, Kec. Makale, Keb. Tana Toraja. Selain masih melanjutkan amanah sebagai imam, penulis sempatkan untuk menyampaikan kuliah subuh di masjid tersebut, pada tanggal 2 Syawal 1435 H dengan tema “Puasa Sunnah Syawwal.” []
Tana Toraja-Jakarta, Syawal 1435 H






[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Tana_Toraja
[2] http://www.tanatorajakab.go.id/
[3] http://toraja.kemenag.go.id/

Profil Dakwah di Kabupaten Tana Toraja (1)


Sekilas Profil Dakwah di Kabupaten Tana Toraja
Oleh Masyhari, Lc, M.H.I
Dai Ramadhan 1435 H Utusan Atase Agama KSA dan Bimas Islam Kemenag RI untuk Kabupaten Tana Toraja

Kondisi Geografis Tana Toraja
Tana Toraja merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebelum pemekaran, kabupaten ini memiliki luas wilayah 3.203 km². Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2008, bagian utara wilayah kabupaten ini dimekarkan menjadi Kabupaten Toraja Utara, sedangkan bagian selatan adalah Kabupaten Tana Toraja. Semenjak itu, kabupaten Tana Toraja memiliki luas wilayah 2.054,30 km2 dan jumlah penduduk kurang lebih 266.104 jiwa (tahun 2012), dengan kepadatan penduduk 107,62 jiwa/km2.
Secara geografis, Kabupaten Tana Toraja berada di garis Lintang Selatan dan Bujur Timur. Sebelah utara kabupaten Tana Toraja berbatasan dengan Kabupaten Toraja Utara. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Enrekang dan Pinrang. Sedangkan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Luwu dan sebelah berbatasan dengan Kabupaten Mamasa, Sulawesi Selatan.
Kabupaten Tana Toraja berada di dataran tinggi (pegunungan dan perbukitan). Tercatat ada delapan (8) buah gunung yang berada di kabupaten ini, yaitu Gunung Bebo’, gunung Bolo’, gunung Sado’ ko’, gunung Kandora, gunung Buntu Batu, gunung Messila, gunung Sangbua dan gunung Talabeke. Dan hanya terdapat satu sungai yang melewati kabupaten ini, yaitu sungai Sa’dan.
Karena berada di dataran tinggi dan didominasi oleh pegunungan, tidak heran bila cuaca di Tana Toraja cukup dingin, layaknya di Kabupaten Bogor atau Kuningan, Jawa Barat. Intensitas hujan di Tana Toraja termasuk tinggi, meskipun ringan. BMKG setempat mencatat bahwa suhu terendah di Tana Toraja berada di 150 celcius dan tertinggi 280 celcius. Pada tengah malam hingga pagi hari, biasanya suhu udara mencapai titik terendahnya, sehingga ruangan tidak membutuhkan AC, bahkan sebaliknya, selimut dan mantel yang harus dipersiapkan.
Kabupaten Tana Toraja berdiri pada tahun 1960 dengan bupati pertamanya bernama Rongre. Saat ini, Tator dipimpin oleh Bupati Theofilus Aliorerung, SE. Secara administratif, kabupaten ini terbagi menjadi 19 kecamatan, yaitu 1) Bittuang, 2) Bonggakaradeng, 3) Gandang Batu Sillanan, 4) Kurra, 5) Makale, 6) Makale Selatan, 7) Makale Utara, 8) Malimbong Balepe, 9) Mappak, 10) Masanda, 11) Mengkendek, 12) Rano, 13) Rantetayo, 14) Rembon, 15) Saluputti, 16) Sangalla, 17) Sangalla Selatan, 18) Sangalla Utara, dan 19) Simbuang. Sedangkan Ibu Kota kabupaten yaitu Makale, yang sekaligus menjadi pusat pemerintahan.

Bahasa Penduduk Tana Toraja
Bahasa Toraja adalah bahasa utama komunikasi sehari-hari masyarakat Tana Toraja, dengan Sa'dan Toraja sebagai dialek bahasa yang utama. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional adalah bahasa resmi dan digunakan oleh masyarakat, khususnya komunikasi antar suku. Akan tetapi bahasa Toraja pun diajarkan di sekolah-sekolah dasar di Tana Toraja.
Ragam bahasa di Tana Toraja meliputi Kalumpang, Mamasa, Tae', Talondo', Toala', dan Toraja-Sa'dan, dan termasuk dalam rumpun bahasa Melayu-Polinesia dari bahasa Austronesia. Pada mulanya, sifat geografis Tana Toraja yang terisolasi membentuk banyak dialek dalam bahasa Toraja itu sendiri. Setelah adanya pemerintahan resmi di Tana Toraja, beberapa dialek Toraja menjadi terpengaruh oleh bahasa lain melalui proses transmigrasi, yang diperkenalkan sejak masa penjajahan. Hal itu adalah penyebab utama dari keragaman dalam bahasa Toraja. Bahasa Bugis juga banyak digunakan oleh penduduk. Saat ini, bahasa yang digunakan pun semakin beragam, seiring banyaknya pendatang dari suku lain yang membawa bahasa masing-masing, seperti suku Jawa, etnis Tionghoa, dan lain sebagainya.  

Agama Penduduk Tana Toraja
Berdasarkan data statistik yang saya dapatkan dari Kantor Kementrian Agama Tana Toraja tahun 2012, agama yang dianut penduduk Tana Toraja yang tercatat secara resmi oleh pihak Kantor Kemenag ada 5 agama, yaitu Kristen Protestan (64,52%) dengan jumlah penganut sebanyak 171.688 jiwa, Katolik (18,85%) dengan jumlah penganut sebanyak 50.158 jiwa, Islam (12,79%) dengan jumlah penganut 34.025 jiwa, Hindu (3,84%) dengan penganut sebanyak 10.214 jiwa dan Budha (0,01%) dengan penganut sebanyak 19 jiwa.
Dengan demikian, mayoritas penduduk Tana Toraja beragama Kristen Protestan, dan bisa dikatakan bahwa agama ini merupakan agama kelas satu di sini. Demikian ini, melihat bahwa di sekitar Bundaran Kolam yang merupakan ikon Kab. Tana Toraja terdapat sedikitnya tiga gereja yang mengelilinginya. Tercatat di dalam data keagamaan Kab. Tana Toraja tahun 2012, ada 695 gereja yang berdiri di kabupaten ini. Selain itu, di kabupaten ini, tepatnya di kecamatan Mengkendek, tepat di seberang Pondok Pesantren Muhammadiyah[1] Tana Toraja, didirikan STAKN (Sekolah Tinggi Agama Kristen Nusantara) yang merupakan tempat pembinaan calon-calon pastor dan rohaniawan kristen dengan bangunan yang megah, di atas areal yang luas, sangat kontras dengan kondisi pesantren yang masih sangat minim fasilitas. Menurut informasi yang saya dapatkan, STAKN[2] baru berdiri lima tahun yang lalu jauh sebelumnya pesantren tersebut ada dengan kucuran anggaran langsung dari pemerintah, dalam hal ini kementrian Agama.
Selain STAKN, jauh sebelumnya telah berdiri kampus UKI (Universitas Kristen Indonesia) dan Akademi Perawat Kristen di Makale. Sementara umat Islam di sini baru memiliki lembaga pendidikan sekolah dasar dan menengah saja. Bahkan, di Kabupaten ini baru ada satu pesantren, sangat jauh dari cukup.

Profesi Penduduk Tana Toraja
Mayoritas penduduk asli Tana Toraja berprofesi sebagai petani. Komoditi andalan dari daerah Toraja adalah sayur-sayuran, kopi, cengkeh, cokelat dan vanili. Selain itu, perdagangan merupakan sektor andalan masyarakat Tana Toraja. Perekonomian di Tana Toraja digerakkan oleh 6 pasar tradisional, dengan sistem perputaran setiap 6 hari. Keenam pasar yang ada ialah 1) Pasar Makale, 2) Pasar Rantepao, 3) Pasar Ge'tengan, 4) Pasar Sangalla’, 5) Pasar Rembon, dan 6) Pasar Salubarani.
Selain itu, mereka juga beternak. Binatang yang mereka kembangbiakkan adalah Babi, khususnya bagi masyarakat non-Muslim. Meskipun masih ada saja muslim yang memelihara babi, khususnya mereka yang berasal dari suku Toraja dan masih memiliki keluarga yang beragama Protestan. Hal ini dilakukan, sebab ketika upacara adat kematian keluarga, mereka diharuskan ikut menyumbangkan babi, sementara harga babi terbilang mahal. Selain itu, ada pula yang berprofesi sebagai pegawai kantor pemerintahan dan swasta, guru, dan lain sebagainya

Kondisi Umat Islam di Tana Toraja
Berdasarkan data yang penulis dapatkan dalam buku “Data Keagamaan Kabupaten Tana Toraja tahun 2012”, jumlah umat Islam di Kab. Tana Toraja sebanyak 34.025 jiwa pada tahun 2012 dari jumlah penduduk secara keseluruhan sebesar 266.104 jiwa. Sehingga bila dipersentase sebanyak 12,79 %. Artinya, umat Islam di Tana Toraja menempati urutan ketiga secara kuantitas, setelah Kristen Protestan (64,52 %) dan Katolik (18,85 %).
Umat Islam menyebar hampir di setiap kecamatan di Kabupaten Tana Toraja dengan jumlah selisih tidak jauh berbeda. Jumlah umat Islam terbanyak berada di kecamatan Mengkendek dengan jumlah 8.366 jiwa, sementara jumlah terkecil berada di kecamatan Mappak yang hanya berjumlah 27 jiwa. Selain itu, umat Islam tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Tana Toraja. Adapun rincian penyebaran umat Islam di seluruh Kab. Tana Toraja adalah sebagaimana dalam tabel berikut:
No
Kecamatan
Jumlah Umat Islam
Persentase
1
Bittuang
1.361 jiwa
4 %
2
Bonggakaradeng
2.302 jiwa
6,76 %
3
Gandang Batu Silanan
5.438 jiwa
15,96 %
4
Kurra
111 jiwa
0,32 %
5
Makale
6.105 jiwa
17,94 %
6
Makale Selatan
1.116 jiwa
3,27 %
7
Makale Utara
156 jiwa
0,45 %
8
Malimbong Baleppe’
275 jiwa
0,8 %
9
Mappak
27 jiwa
0,08 %
10
Masanda
440 jiwa
1,29 %
11
Mengkendek
8.366 jiwa
24,59 %
12
Rano
2.296 jiwa
6,75 %
13
Rantetayo
974 jiwa
2,86 %
14
Rembon
2.487 jiwa
7,3 %
15
Saluputti
583 jiwa
1,71 %
16
Sangalla’
829 jiwa
2,44 %
17
Sangalla’ Selatan
760 jiwa
2,23 %
18
Sangalla’ Utara
354 jiwa
1,04 %
19
Simbuang
45 jiwa
0,13 %

Jumlah
34.025 jiwa
100 %

Tabel 1: Jumlah Umat Islam
Selain itu, penulis juga mendapatkan data tentang keberadaan masjid dan mushalla di Kabupaten Tana Toraja. Jumlah masjid di Kabupaten Tana Toraja secara keseluruhan yaitu sebanyak 150 masjid, dengan jumlah masjid terbanyak berada di kecamatan Mengkendek, yaitu sebanyak 35 masjid. Selebihnya tersebar di kecamatan lainnya dengan perincian sebagaimana dalam tabel berikut:
No
Kecamatan
Jumlah
Total
Masjid
Mushalla

1
Bittuang
6
-
6
2
Bonggakaradeng
7
1
8
3
Gandang Batu Silanan
27
1
28
4
Kurra
1
-
1
5
Makale
11
3
14
6
Makale Selatan
5
-
5
7
Makale Utara
2
-
2
8
Malimbong Baleppe’
1
-
1
9
Mappak
1
-
1
10
Masanda
1
-
1
11
Mengkendek
34
1
35
12
Rano
16
2
18
13
Rantetayo
6
-
6
14
Rembon
6
-
6
15
Saluputti
4
-
4
16
Sangalla’
3
-
3
17
Sangalla’ Selatan
9
-
9
18
Sangalla’ Utara
1
-
1
19
Simbuang
1
-
1

Jumlah
142
8
150

Tabel 2: Jumlah Rumah Ibadah Umat Islam
Selain itu, penulis juga memperoleh data rohaniawan Islam (ulama/ ustadz) yang ada di Tana Toraja tahun 2012. Jumlah rohaniawan Islam secara keseluruhan sebanyak 414 orang. Sehingga, bila melihat jumlah umat Islam sebesar 34.025 jiwa, maka perbandingannya setiap satu tenaga rohaniawan harus menangani sekitar 82 orang (82:1). Dengan demikian, sebagaimana disampaikan oleh Kepala Seksi Bimas Islam, Drs. Suardi Sidik, M.Pd, masih dibutuhkan lebih banyak lagi tenaga ahli di bidang agama Islam dan ilmu syari’ah di Tana Toraja ini.
Hal tersebut melihat kenyataan bahwa pertumbuhan penduduk muslim di Tana Toraja setiap tahun semakin meningkat, sementara rohaniawan semakin berkurang. Adapun perinciannya adalah sebagaimana dalam tabel berikut ini:
No
Kecamatan
Ulama
Muballigh
Khatib
Jumlah
1
Bittuang
6
8
8
22
2
Bonggakaradeng
5
10
8
23
3
Gandang Batu Silanan
9
34
29
72
4
Kurra
-
-
-
0
5
Makale
10
29
20
59
6
Makale Selatan
5
3
5
13
7
Makale Utara
1
4
2
7
8
Malimbong Baleppe’
-
1
1
2
9
Mappak
-
-
-
0
10
Masanda
-
-
-
0
11
Mengkendek
15
40
52
107
12
Rano
10
18
10
38
13
Rantetayo
-
7
6
13
14
Rembon
10
8
10
28
15
Saluputti
5
3
5
13
16
Sangalla’
2
2
5
9
17
Sangalla’ Selatan
-
-
5
5
18
Sangalla’ Utara
-
2
1
3
19
Simbuang
-
-
-
0

Jumlah
78
163
167
414

Tabel 3: Jumlah Tenaga Rohaniawan Muslim
Dari sekian banyak jumlah penduduk yang beragama Islam (34.025 jiwa), ternyata jumlah lembaga pendidikan Islam di Kab. Tana Toraja secara keseluruhan terbilang sangat sedikit, kendatipun menurut catatan kantor Kemenag Tana Toraja bahwa di Kabupaten Tana Toraja terdapat sejumlah lembaga keagamaan dan sosial, di antaranya yaitu MUI, Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), Serikat Islam, GUPPI, MDI, DMI, BKPRMI, ICMI, Aisyiah, Al-Hidayah, Wahdah Islamiyyah, Kerukunan Keluarga Islam Toraja (KKIT), NA, GP Anshar, PERWATI, Tarbiyah Islamiyyah, LPTQ dan BKMT. Namun ternyata pembinaan dan bimbingan keislaman di kabupaten ini terbilang masih kurang maksimal, terlebih di pedalaman daerah.
Tercatat, baru ada 17 lembaga pendidikan Islam di Tana Toraja, mencakup Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga sekolah menengah, terdiri dari TK Islam berjumlah 6 buah, Madrasah Diniyyah berjumlah 9 buah, Madrasah Ibtidaiyyah (setingkat SD) 8 buah, Madrasah Tsanawiyyah (setingkat SMP) hanya berjumlah 5 buah dan Madrasah Aliyah (setingkat SMA) hanya berjumlah 2 buah.
Umat Islam di Kab. Tana Toraja belum memiliki sekolah tinggi Islam yang membina calon-calon dai yang ahli dalam ilmu syariah. Di sini, baru ada satu buah pondok pesantren, yaitu Pesantren Pembangunan Muhammadiyah Tana Toraja, yang berlokasi di Kecamatan Mengkendek. Dan itu pun, sebagaimana penuturan salah seorang tenaga pendidik pesantren ini, ternyata muatan materi yang diajarkan di pesantren ini masih didominasi oleh mata pelajaran umum, yaitu sebesar 60%, sementara pelajaran agama hanya 40%. Hal ini disebabkan minimnya tenaga pendidik yang memiliki basis pendidikan di bidang ilmu syariah dan agama Islam.
Mengapa baru ada satu pesantren? Kesimpulan penulis, berdasarkan informasi dari sejumlah narasumber, karena mayoritas ustadz/ustadzah di sini tidak memiliki basis pendidikan pesantren. Sebagian besar dari mereka hanyalah lulusan perguruan tinggi Islam di luar kabupaten, seperti Makassar, dan lain sebagainya, kebanyakan dari mereka sibuk bekerja di kantor-kantor negeri maupun swasta, dan sebagian lagi menjadi guru agama di sekolah-sekolah.
Bahkan, ada beberapa sekolah Islam swasta yang gulung tikar karena tidak ada peminatnya. Menurut informasi[4], hal itu disebabkan kurangnya tenaga guru pendidikan agama Islam yang profesional. Sehingga, sekolah Islam pun dipandang sebelah mata, bahkan oleh masyarakat Muslim sendiri. Mereka lebih percaya dan bersemangat untuk menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah-sekolah umum negeri. Tercatat, sekolah-sekolah umum tersebut secara keseluruhan, dari SD hingga SMA, berjumlah 322 sekolah dengan jumlah tenaga guru agama Islam berjumlah 78 orang.
Memang, di sekolah-sekolah umum tersebut juga diajarkan pelajaran agama Islam, namun tentunya porsinya sangat jauh dari cukup. Sehingga, wajar bila mayoritas muslim di Tana Toraja ini memiliki tingkat pemahaman Islam terbilang rendah. Mayoritas kaum Muslim di sini hanya lulusan SMA, sedikit sekali yang melanjutkan ke perguruan Tinggi. Kaum muslim yang konsen dan memiliki pengetahuan agama Islam yang mendalam masih terbilang sangat sedikit, yaitu hanya mencapai sekitar 1, 21% dari seluruh umat Islam di Tana Toraja. Fenomena yang berbeda terjadi di umat kristen, dimana banyak di kalangan mereka yang melanjutkan sekolah di perguruan tinggi, sehingga tingkat pengetahuan keagamaan mereka juga tinggi.

Transportasi Menuju Tana Toraja
Untuk sampai ke Tana Toraja kita bisa melalui jalan udara menuju Bandara Sultan Hasanuddin di Makassar, ibu kota provinsi Sulawesi Selatan. Ada banyak maskapai penerbangan yang terbang ke Makassar, dari Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Bali, Manado, dan kota lainnya. Dari Bandara Hasanuddin, Makassar terdapat dua pilihan transportasi yang dapat membawa kita ke Tana Toraja, yaitu jalur udara dan darat. Jalur udara bisa menggunakan pesawat kecil berkapasitas 24 orang. Pesawat ke Tana Toraja hanya terbang dua kali dalam sepekan, yaitu pada hari Selasa dan Jumat. Melalui jalur udara, kita akan sampai di Bandara Pongtiku, di Rantetayo, Tana Toraja, dalam waktu 45 menit.
Sedangkan melalui jalur darat, kita bisa naik bus atau menyewa mobil. Di Bandara Hasanuddin tersedia bus Damri yang terparkir di sebelah kanan tidak jauh dari pintu keluar. Ketika kita keluar pintu bandara, kita harus waspada dan berhati-hati, sebab terdapat banyak sekali sopir taksi yang menawarkan jasa tumpangannya dengan variasi harganya, berkisar Rp 100.000 ke atas, sementara bila kita naik bus DAMRI, kita hanya cukup mengeluarkan uang Rp 25.000. 
Selanjutnya, kita turun di terminal bus DAYA, Makassar, sekitar 15 menit dari bandara. Di terminal ini terdapat sejumlah armada bus tujuan Tana Toraja setiap harinya. Jadwal keberangkatannya yaitu pukul 7:00, 13:00-02:00 dan 19:00-20:00 waktu setempat (WITA). Melalui jalur ini, untuk tiba di Tana Toraja kita membutuhkan waktu tempuh sekitar 8 jam. Namun, apabila kita lebih memilih untuk menyewa mobil, sebaiknya sudah dipersiapkan sejak sebelum kita tiba di Bandara Hasanuddin Makassar.[]
Tana Toraja-Jakarta, Juni-Juli 2014





[1] Satu-satunya pesantren di Kabupaten Tana Toraja dan sudah berdiri sejak 23 tahun yang lalu.
[2] Menurut informasi dari pejabat Kantor Kemenag Tana Toraja, STAKN adalah satu-satunya sekolah tinggi agama Kristen di wilayah Timur Indonesia. Sekolah ini berstatus Negeri dan dibangun dengan kas negara melalui Dirjen Bimas Kristen RI.
[3] Daftar nama-nama masjid di Tana Toraja secara keseluruhan terlampir.
[4] Narasumber bernama Basyiruddin, bendahara IPM (Ikatan Pemuda Muhammadiyah) Tana Toraja.

Ulasan Hasil Tantangan Menulis Bareng SLI di Hari Guru Nasional

Hasil Tantangan #NulisBarengSLI #HariGuruNasional2020 #SahabatLiterasiIAICirebon Beberapa hari yang lalu (23/11/2020) aku atas nama pribad...