Saturday, April 26, 2014

Mau Kemana Aku? (bagian 2)

Berikut lanjutan dari cacatan "Mau Kemana Aku?" bagian 2 dari Masyhari, Lc, alumni fakultas Syari’ah LIPIA Jakarta tahun 2010.


Apa kelebihan kampus ini?
Selain yang disebutkan Kak Millah di atas ([1] pengantar kuliah 100 % berbahasa Arab, [2] kuliahnya gratis dan [3] dapat mukafaah), ternyata setelah masuk di sana, ada kelebihan lainnya, yaitu [4] semua buku diktat atau daras wajib mata kuliah diberikan secara gratis, [5] perpustakaan terbesar se-Asia dengan koleksi berupa buku berbahasa Arab, ebook dan juga audio-visual.
Selain itu, [6] di kampus juga ada klinik mahasiswa, dengan layanan kesehatan gratis. [7] Apabila mahasiswa mengalami kesulitan dana untuk membayar biaya kesehatan di rumah sakit, atau akan menikah, mahasiswa bisa mengajukan permohonan bantuan (musa’adah) dana dari kas sosial kampus, atau pinjaman dari kas bendahara kampus (muhasib). [8] Bila Ramadhan tiba, kampus menyediakan menu buka puasa gratis bagi mahasiswa. Kelebihan lainnya akan dijelaskan di bagian peluang berkarya dan bekerja.
   
Apa saja yang dipelajari di jurusan ini?
Semasa kuliah, kampus LIPIA memiliki empat marhalah/ qism dirasi (tingkat dan bidang perkuliahan), yaitu I’dad Lughawy, Takmili, Syariah dan Diploma guru bahasa Arab. Dan, kabarnya, saat ini sudah dibuka jurusan diploma Manajemen dan Bisnis Syariah, dan sudah dibuka kuliah jarak jauh (on line). (Info terbaru bisa berkunjung ke situsnya di: www.LIPIA.org).  
1. Marhalah Persiapan Bahasa
I’dad Lughawy ditempuh selama empat semester (2 tahun). Marhalah (tingkat) ini ibarat tangga menuju tingkatan-tingkatan berikutnya. Karena bila di marhalah ini kita mendapatkan nilai rata-rata mumtaz (9 koma), kita pun bisa melenggang ke Takmily tanpa tes. Dan begitu pula, bila kita lulus Takmily dengan nilai 9 koma, kita bisa melenggang ke Syariah tanpa tes. Bila kurang dari 8, kita harus ikut tes lagi bila hendak masuk takmily.
Di kampus ini, aku masuk di bagian persiapan bahasa (Qism al-I’dad al-Lughawy). Sebenarnya, bisa saja kalau dari MA kita langsung daftar ke qism Takmily, tentunya kalau memenuhi syarat dan ketentuannya. Hanya saja, menurut pengalamanku kurang afdhal bila kuliah di LIPIA tapi tidak pernah lulus I’dad Lughawy. Karena inti bahasa Arab di LIPIA ada di tingkatan ini. Pernah aku mendaftarkan seorang yunior langsung ke Takmily, dan alhamdulillah masuk. Namun, karena keahlian bahasa Arab dasarnya, khususnya insya’, lemah di pelajaran insya’, ia pun beberapa kali harus mengulang di mata kuliah ini.
Di tingkat ini, materi difokuskan pada pendalaman dan pemantapan bahasa Arab dasar, ditambah dengan beberapa mata kuliah tentang keislaman dasar. Di bidang bahasa Arab, mata kuliahnya antara lain; arabic fonetic (ashwat), speaking (ta’bir syafawi), reading (fahmul maqru’), listening (Fahmul Masmu’), writing (ta’bir tahriri/ insya’), nushush adabiyyah (teks sastra Arab), qawaid al-Arabiyyah (meliputi nahwu dan sharaf dasar), dan Imla’-Khat. Di marhalah ini, kamu akan sering masuk ma’mal lughawy (lab bahasa), khususnya di pelajaran ashwat. Sementara mata kuliah bidang studi keislaman dasar, mencakup: sejarah Islam (tarikh), mufradat al-Qur’an, syarah al-Hadits, balaghah, fikih, dan tauhid. Tarjet hafalan al-Qur’an di level ini hanya juz 30 (juz Amma).
Bagi kamu yang jebolan pesantren, kelihatannya materi-materi di marhalah ini sangat sederhana dan mudah. Namun, jangan sekali-kali meremehkan pelajaran di marhalah ini! Sedikit saja kita lengah, sesal kan tiada berguna. Apalagi, sistem penilaian yang dipakai di LIPIA adalah bersifat tarakumi (akumulatif), dan bila kamu lulus di level ini dengan nilai mumtaz, kamu bisa melenggang langsung ke level Takmily tanpa tes.
Selain soal nilai, ternyata ada yang lebih penting dari itu, yaitu seperti yang udah aku sebutin di atas, kelebihan LIPIA soal bahasa ada di level ini. Jadi, kamu harus tetap serius belajar. Sebab pengalaman belajar di I’dad akan sangat berguna tuk dipakai dan diterapkan nanti kalau kita ngajar bahasa Arab. Jadi, kendatipun lulusan marhalah ini tidak mendapatkan gelar akademik, hanya sertifikat (syahadah), namun secara kemampuan dan pengalaman belajar di level ini, sudah dianggap mumpuni dalam berbahasa Arab aktif (listening, reading, writing dan speaking) dan  dalam mengajarkan bahasa Arab dasar dengan keempat keahliannya, apalagi bila ia lulus dari takmily.
2. Syu’bah at-Ta’lim at-Takmily (Pendalaman bahasa Lanjutan)
Level Takmily ditempuh selama 2 semester (1 tahun). Level ini adalah kelanjutan dari I’dad dan satu-satunya pintu menuju fakultas Syari’ah. Memang, sebelum-sebelumnya, ada peluang bagi pendaftar baru dari luar kampus untuk langsung masuk ke level Syariah. Namun, sejak beberapa tahun lalu, pihak kampus hanya memberikan kesempatan ini bagi lulusan Takmily LIPIA, atau bagi lulusan SMA Arab Saudi. 
Di tingkatan ini, materi yang dipelajari tidak jauh dengan materi di I’dad, hanya saja beda kompleksitas, kedalaman materi dan kerumitan bahasa Arab yang dipakai. Perbedaan lainnya bisa dilihat dari muatan diktatnya. Level ini setingkat dengan SMA di Arab Saudi.
Mata kuliah yang dipelajari di level ini meliputi; maharat lughawiyyah (pendalaman keahlian memahami teks berbahasa Arab yang lebih rumit), tarikh al-Adab al-Arabi (sejarah sastra Arab, dari zaman Arab Jahiliyyah hingga Moderen), ushul fikih, Tauhid, fikih, ilmu Musthalah Hadits, ulumul Qur’an, tahfizh al-Qur’an, tafsir al-Qur’an, al-hadits, balaghah, nahwu dan sharaf (tahdzib syarah Ibnu Aqil atas Alfiyah Ibnu Malik), sejarah dan peradaban Islam (at-Tarikh wa al-Hadharah al-Islamiyyah), ta’bir tahriri dan syafawi (writing and speaking) dan ats-tsaqafah al-Islamiyyah (wawasan keislaman dan dunia Islam). Tarjet hafalan al-Qur’an di Takmily hanya juz 27-28. Kendatipun lulusan level ini hanya mendapatkan sertifikat tanpa gelar, namun secara kemampuan, tidak kalah sama lulusan S1 jurusan bahasa Arab Universitas Islam dalam negeri.

3. Qism asy-Syari’ah (Fakultas Syari’ah)
Bila kamu lulus takmily dengan nilai mumtaz (90-100), kamu bisa langsung melenggang masuk kuliah strata satu tanpa tes lagi. Bila tidak, kamu siap-siap saja untuk mengikuti tes masuk lagi.
Hingga saat aku lulus dari LIPIA, tahun 2010, di kampus ini baru dibuka satu fakultas saja, yaitu Syari’ah atau Hukum Islam (Islamic Law). Program studi di kampus ini, sebagaimana kampus-kampus di Timur-Tengah, belum ada penjurusan secara spesifik (takhashush), seperti di UIN. Spesifikasi penjurusan mulai ada di program strata dua (qism dirasah ulya).
Mata kuliah yang dipelajari di fakultas Syari’ah bisa aku maping ke dalam empat bidang, yaitu bidang perbandingan madzhab hukum Islam, penguatan bahasa Arab, wawasan Islam dan metodologi.
1.  Perbandingan Madzhab Hukum Islam
Mata kuliah di bidang ini meliputi: Ushul Fikih (menggunakan kitab Raudhatun Nazhir karya Ibnu Qudamah), pengantar perbandingan madzhab fikih (madkhal muqaranah al-madzahib), Fikih (kitab Bidayah al-Mujtahid karya Ibnu Rusyd), Hadits (kitab Subul as-Salam syarah Bulughul Maram karya ash-Shan’ani), Tafsir Ahkam (Fath al-Qadir karya asy-Syaukani), dan Faroidh.
2.  Penguatan bahasa Arab
Mata kuliah di bidang ini antara lain: Nahwu-Sharaf (Audhah al-Masalik li Alfiyah Ibn Malik), nushush adabiyyah (teks Sastra Arab) dan Balaghah.
3.  Wawasan Islam
Di antaranya Tauhid, Tsaqafah Islamiyyah (wawasan dunia Islam), Dakwah Islam, Ulumul Qur’an, al-Qur’an dan hafalan al-Qur’an. Khusus untuk program tahfidz al-Qur’an di setiap semster hanya 1 juz dimulai dari juz 1 hingga juz 8 pada semester 8.
4.  Metodologi
Bidang ini meliputi: metodologi penelitian ilmiah (manhaj al-bahts al-ilmi, metodologi pengejaran (manhaj wa thuruq at-tadris), ilmu psikologi pendidikan (ilm an-nafs at-tarbawi). Di setiap semerter genap (4, 6 dan 8), ada kewajiban membuat karya ilmiah (al-bahs al-Ilmi) dan di akhir semester delapan ada program praktik mengajar.
Lulusan fakultas Syariah di LIPIA mendapatkan gelar sarjana Bakalurius (Bachelor), yang disetarakan dengan S1 UIN Jakarta. Namun begitu, “titel” yang kerap dipakai sebagai embel-embel nama alumninya adalah License (Lc). Hingga saat ini, kampus LIPIA belum membuka jenjeng S2, namun kabarnya, sudah ada sinyal akan dibuka beberapa tahun ke depan, dan kabarnya juga akan membuka Qism al-Lughah al-Arabiyyah (Fakultas Bahasa Arab).
  
4. Diploma bahasa Arab

Kuliah di jurusan ini ditempuh selama 2 semester (1 tahun). Program ini diperuntukkan bagi guru bahasa Arab delegasi pesantren atau sekolah yang diundang kampus, sehingga tidak ada seleksi masuk. Karena tidak pernah mencicipi kuliah di program ini, aku tidak bisa menjelaskannya lebih detail. Baiknya ditanyakan pada kawan kita Muhammad Syifa Masyhudi dari Sendang yang baru masuk tahun ini di Diploma. (bersambung ke bagian 3)

2 comments:

  1. Saya belum mahir berbahasa arab. Bagaimana bila saya ingin masuk idad lughawi apakah hal ini memungkinkan?

    ReplyDelete
  2. Terima kasih atas pertanyaannya. Untuk masuk I'dad Lughawi, ada beberapa tes yang harus dilalui oleh calon bahasiswa baru, yaitu tes tulis dan lisan. Tes tulis dan lisan terkait bahasa Arab dan membaca Al-Qur'an. Karena itu, masuk i'dad sedikit banyak harus sudah bisa menulis bhs Arab, membaca Arab, memehami dan berbicara bahasa Arab, meskipun tidak mahir banget..
    Bila masih ingin masuk i'dad, sebaiknya ikut kursus bhs Arab terlebih dahulu, bisa ke Pare, ke LIPIA khusus program kursus Sabtu-Ahad, atau lembaga bahasa Arab lainnya. Info tentang progran2 bisa kunjungi web lipia langsung di: www.lipia.org

    ReplyDelete

Jangan lupa komentar

Ulasan Hasil Tantangan Menulis Bareng SLI di Hari Guru Nasional

Hasil Tantangan #NulisBarengSLI #HariGuruNasional2020 #SahabatLiterasiIAICirebon Beberapa hari yang lalu (23/11/2020) aku atas nama pribad...