Friday, February 27, 2015

“Wejangan” Kang Sa’dun

“Wejangan” Kang Sa’dun

Berikut ini sebagian dari isi ‘wejangan’ yang dituturkan oleh Kang Dr. Sa'dun S. Afandi, kemarin tanggal 22/01/2015 di Rumah Singgah di Mampang Jakarta Selatan untuk para kader NU calon penerima beasiswa Pasca sarjana di Riyadh-KSA yang akan berangkat awal bulan Pebruari 2015.
Pertama, ada sebuah kisah yang patut dijadikan pelajaran: Shahibul hikayat adalah seorang Mahasiswa Indonesia di Mesir. Ia merupakan kawan Gus Dur sewaktu di sana. Saat Gus Dur menjadi sekretaris PPI Mesir, kawan ini lah yang menjadi ketuanya. Selain kuliah, kawan ini berbisnis. Dalam bidang ini, ia terbilang sukses dan kaya. Hingga punya rumah, bahkan 5 mobil. Suatu waktu ia tertarik dengan gadis Mesir dan akhirnya menikah dengannya. Sang istri meminta agar asetnya, harta-harta kekayaannya diatasnamakan istrinya dan setelah punya beberapa anak sebagian lagi di atasnamakan mereka. Alasannya untuk kemudahan mengurus administrasi. Sebab, di Mesir, bila menggunakan nama Mesir akan lebih mudah mengurusnya. Berbeda bila yang punya atas nama orang non-Mesir. Waktu pun berjalan. Setelah anak-anak mereka telah dewasa dan memasuki bangku kuliah, ternyata sang suami yang aseli Madura ini ditendang. Seluruh harta kekayaannya diambil sama istri, keluarga dan anak-anaknya.
Beberapa tahun setelahnya, sekitar tahun 1998, Gus Dur ke Mesir dan menemuinya, menawarkannya untuk kembali ke Indonesia. "Pulanglah. AKU AKAN MENJADI PRESIDEN. Kamu mau jadi apa, silahkan pilih!" Tawar Gus Dur.
Namun, kawan ini masih enggan pulang dan memilih bertahan di Mesir, meskipun ia terlunta-lunta, singgah dan menginap dari kontrakan satu mahasiswa yunior satu ke kontrakan mahasiswa lainnnya.
Dari kisah tersebut bisa diambil beberapa pelajaran, di antaranya:
-       Jangan sampai melirik dan tertarik untuk menggaet gadis Arab, khususnya Mesir, dan bisa jadi hampir sama berlaku bagi Arab lainnya (illa man rahima rabbuhu). Banyak di antara mereka, sampai saat ini menganggap orang 'Ajam (non-Arab) lebih rendah kastanya daripada mereka. Non-Arab dianggap sebagai bangsa pembantu (khususnya Asia tenggara), budak, kasta sudra lah) oleh mereka. Meskipun ini kasuistis, dan kesimpulannya masih prematur, asumtif-hipotetik dan cenderung generalisasi. Namun, bisa jadi kasus semacam ini banyak terjadi dan tidak menutup kemungkinan akan terulang kembali. Yang terpenting adalah, kita ambil pelajaran sebagai sikap preventif, kehati-hatian.
-       Tampaknya, Gus Dur sudah dapat ‘info’ dari bisikan alam gaib bahwa tak lama lagi akan menjadi presiden. TterTop of Form
Kedua, tahun lalu, program beasiswa kader NU ke Saudi gagal berangkat, yang disinyalir disebabkan oleh pernyataan Kang Said tentang Wahabi.
Pernyataan Kang Sa’dun ini langsung diklarifikasi oleh Cak Fuad. Bahwa sebab itu tidaklah benar. Yang sebenarnya terjadi hanyalah kesalahpahaman. Ada seorang oknum pengacau yang memiliki kepentingan pribadi, mengambil keuntungan dan peruntungan. Oknum inilah yang malah dipercaya menjadi perantara komunikasi antara Kedutaan Saudi, sebagai wakil penyedia beasiswa, dengan NU yang mendapat kesempatan beasiswa.
Sebab yang sebenarnya, pihak kedubes Saudi Arabia untuk Indonesia mengundang Kang Said makan siang melalui oknum tersebut. Pada jamuan makan siang tersebut, dubes Saudi sudah menyiapkan makanan kesukaan Kang Said. Namun, ternyata Kang Said tidak datang. Bukan apa. Karena memang beliau tidak tahu, sebab undangan tersebut tidak disampaikan oleh sang oknum. Akibat ketidakhadiran Kang Said, dubes Saudi kecewa dan marah. Imbasnya, pemberangkatan para kader NU calon penerima beasiswa pun dibatalkan.
Sementara beasiswa kali ini adalah murni dari Cak Cholis Fuad Mutamakkin sendiri yang dipercaya oleh pihak Universitas Imam Muhammad bin Saud Riyadh Saudi secara pribadi. NU dalam hal ini diwakili oleh LPTNU hanya sebagai mitra formalitas yang menjadi persyaratan penerimaan beasiswa.
Jakarta, 23/01/2015-Cirebon, 27/02/2015

Ulasan Hasil Tantangan Menulis Bareng SLI di Hari Guru Nasional

Hasil Tantangan #NulisBarengSLI #HariGuruNasional2020 #SahabatLiterasiIAICirebon Beberapa hari yang lalu (23/11/2020) aku atas nama pribad...